18. Ingin Memeluknya🌿

402 71 4
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

***
Berikan vote dan komentar terbaikmu, oke? Mari hanyut dalam dunia si malang Kasih.
 
*

**
 


“Pacar kamu, Kas?”

 
Kasih menggeleng cepat. “Bu-bukan! Aku gak punya pacar Kak!” sangkal Kasih. Pria itu memiringkan kepalanya, tatapan tajamnya tertuju padanya. Semakin Dave menatap Kasih seperti itu, semakin terasa mencengkam. Untuk memperbaiki suasana Kasih kembali makan, mencoba biasa saja menghadapi suasana ini.

“Sebaiknya kamu jangan berpacaran. Dhitania seperti orang gila ditinggalkan kekasihnya. Lagi pula kamu masih kecil, pikirkan saja sekolahmu dulu.” Dave memberi nasihat.

“Iya, Kak.”

“Habiskan, setelah itu aku ingin melihat di mana kamu tinggal.”

Mendengar itu Kasih tersedak, dengan sigap Dave menyodorkan gelas berisi air mineral. Sekarang Kasih kebingungan, bagaimana kalau semua rahasianya terbongkar? Atau Selly mengetahui ini, mungkin gadis itu akan marah besar. Hanya memikirkan soal Selly, tidak tahu apa yang akan dilakukan Dave selanjutnya.

“Ti-tidak usah, Kak. Aku ... aku ....”

“Kamu tinggal di asrama?”

“Bukan.”

“Apartemen?”

“Kost-an,” jawab Kasih pelan. Dave diam begitu juga Kasih, sekarang gadis itu sibuk memakan makanannya. Di sela-sela makannya, Kasih sesekali melirik ke arah Dave. Pria itu sedang sibuk berkutat dengan handphone-nya. Tepat  sekali ketika Kasih menatap Dave, Dave juga ikut menatapnya.

“Jangan mencurigaiku seperti itu, aku ada dipihakmu, tenang saja. Habiskan makananmu. Besok aku akan kembali ke rumah, aku berharap kamu ikut denganku.”

Kasih diam sejenak. “Hm ... Kak?”

“Apa? Kamu ingin pulang bersamaku? Baiklah aku sangat senang, persiapkan dirimu aku akan menjemputmu besok.”

Oh, astaga!

“Bukan, Kak! Aku, aku tidak ingin pulang ... aku belum siap. Aku boleh meminta sesuatu?”

“Apa?”

“Aku boleh memesan makanan untukku bawa pulang?”

Tatapan Dave berubah menjadi datar, tatapannya cengo tidak percaya dengan apa yang diminta adiknya. “Silakan, borong sekalian! Kalau perlu aku belikan restoran ini untukmu.  Menyebalkan, padahal aku siap menggandengku pulang.”

****

Mobil Dave berhenti tepat di pintu gerbang. Sedari tadi Kasih sangat gelisah, pasalnya pintu gerbang terbuka lebar yang pastinya akan tampak oleh para penghuni kost-an ini. Dave meneliti bangunan tempat tinggal Kasih dari depan, kumuh dan sangat kotor. Melihat itu wajahnya berubah menjadi masam, bibirnya sedikit terbuka seperti berkata ‘Shit, astaga’.

Rain For KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang