⚠️🔞
Victor Elyxion Leverich Blue Jarleo.
Lev. Putra pertama Tan dan Bila, yang tumbuh menjadi seorang pria tampan dengan tubuh sempurna, pemilik darah campuran Rusia-Amerika-Indonesia yang tentunya kaya raya. Dia mewarisi perusahaan sang kakek dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua orang penjaga gerbang utama mansion chairman Victor bergegas kembali ke posisi setelah menyangka semua tamu sudah datang ketika dari kejauhan mereka sudah mengenali siapa pengemudi AUDI R8 yang sesaat kemudian melesat masuk sebagai orang terakhir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ialah Lev, turun dari dalam mobil miliknya untuk kemudian melenggang masuk tanpa membawa apa-apa. Tidak seperti mereka yang datang sebelumnya. Hari ini Chairman Victor a.k.a Grandpa nya a.k.a kakek buyutnya itu berulang tahun dan semua keluarga besar Victor berkumpul di sana.
Dan ketika Lev sudah mempersiapkan diri atas berbagai macam pertanyaan-pertanyaan saudaranya, dia mendapati pesta itu sudah lama berlangsung sampai-sampai hanya beberapa orang saja yang menyadari kedatangannya. Oleh karena itu dia bisa sedikit bernafas lega sebab tidak harus menjawab pertanyaan untuk kemudian menyelinap masuk ke dalam kamar Grandpa nya hanya untuk menerima sebuah bantal terbang yang sudah akan mendarat tepat di wajah tampannya kalau saja kedua tangannya yang sudah membuka pintu tidak cepat menangkap bantal itu.
"Dasar bocah nakal, untuk apa kau datang?"
Ketua Victor tampak tengah berbaring dengan bersandar ke kepala ranjangnya sambil menatap Lev tajam. Dan meskipun sudah banyak sekali keriput di tubuhnya tetap saja aura mendominasinya yang diturunkan pada Lev juga tetap membuatnya terlihat gagah.
"Mommy bilang Grandpa sudah lebih dari 50 kali menanyakan keberadaan ku. Mau aku pulang lagi saja?"
"Kau ini! Ck!"
Lantas terkekeh, Lev menutup pintu sebelum berjalan masuk dan duduk di pinggiran ranjang.
"Maaf aku terlambat, biasa urusan perusahaan. Grandpa juga yang membuatku melakukannya. Benar bukan?"
"Cih, kau dan Ayah mu sama saja. Tiap kali aku protes dia akan balik menembak ku."
"Well, ikatan darah tidak bisa dibohongi. Jangan-jangan dulu Grandpa juga begitu ya?"
