PROLOG

4.3K 204 28
                                    











H
E
A
R
T

Manova Medical Center, Jakarta - Indonesia

Malam itu Lev berlari sekencang yang ia bisa, mengabaikan tatapan aneh orang-orang padanya ia terus berlarian menerjang apapun yang menghalangi langkahnya. Wajahnya panik, peluh mengucur turun membasahi kemeja putih yang tampak berantakan di tubuhnya, sesekali ia mengumpat semakin mengumpat marah ketika lift yang ada di hadapannya lebih dulu bergerak naik memaksanya untuk belok ke arah lain menuju tangga darurat. Nafasnya tersengal-sengal tetapi bayangan Michelle yang tampak kesakitan menguapkan rasa lelahnya ke udara. Lantas begitu lorong itu terlihat ia mempercepat larinya, hampir menubruk seorang dokter yang begitu ia kenal yang baru saja keluar dari ruang tindakan.

"Bagaimana keadaannya?" Lev menelan salivanya kaku, nafasnya masih memburu tetapi kedua mata tajamnya fokus menatap dokter Leo yang berdiri di hadapannya, menatapnya dengan tatapan sendu.

"Dia baik-baik saja. Syukurlah dia segera dibawa ke sini, terlambat sedikit saja mungkin akan terjadi hal yang buruk. Untuk sekarang kita hanya perlu mengawasi perkembangannya."

Lev mengangguk pelan, memejamkan matanya sebentar sebelum sebuah suara dari arah belakangnya membuatnya menoleh. Tidak ada lagi raut panik, hanya amarah tertahan yang siap meledak kapanpun.

"Lev, aku baru saja akan me-"

"Ikut aku."

Athena mengerjap saat Lev menarik tangannya kencang, tubuhnya hampir terhuyung kalau saja Nic tidak menahannya.

"Lev,"

"Aku tidak pernah ingin menghajarmu Nic, jadi minggir."

Nic menatap Lev yang menatapnya tajam, pria itu tahu bahwa sahabatnya itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Maka dengan berat hati ia memundurkan langkahnya, menatap punggung Lev yang perlahan menghilang bersama Athena di belakangnya sementara ia, berdiri diam bersama dokter Leo dengan satu harapan yang sama.

Semoga Lev tidak melakukan sesuatu yang akan ia sesali.

Sementara itu Athena tahu Lev sedang begitu marah padanya, jadi daripada mengoceh seperti biasanya gadis itu memilih diam bahkan ketika Lev mendorongnya masuk ke dalam mobil pria itu tak kalah kasar saat tangannya dicengkeram begitu kuat, lalu ketika Lev melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ia juga hanya diam sambil memejamkan kedua matanya takut, pun ketika mereka sampai di apartemen dan Lev memojokkan tubuhnya ke dinding sambil mencengkram kerah bajunya, Athena masih saja diam, pasrah akan apa yang pria itu lakukan padanya karena memang ia tidak bersalah atas apa yang menimpa Michelle.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?"

"I do nothing."

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?"

"Nothing. Nothing, Lev."

Lev menggeram marah, rahangnya mengeras dan tanpa sadar semakin menarik kerah baju Athena sampai gadis itu meringis ketika merasakan kedua kakinya perlahan melayang di udara.

HEART  ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang