49. SACRIFICE

625 76 23
                                    





























❤️ H E A R T ❤️



Tepat sebelum Athena meninggalkan ruangan, Michelle mengikutinya dari belakang bersikap seolah-olah dia akan mengantarkan Athena sampai ke pintu menggantikan Abigail yang tengah duduk dengan perasasaan bersalah karena membiarkan adik kandungnya itu pulang sendirian.

Well, lebih tepatnya Abigail lebih memilih Michelle daripada Athena. Bukan begitu?

Dengan sedikit kesal Athena berbalik, menatap Michelle dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tolong jaga kakak ku. Ini permintaan tolong ku yang pertama dan terakhir padamu."

Menyandarkan tubuhnya ke pintu sambil melipat kedua tangannya di dada, Michelle terkekeh tanpa suara.

"Kenapa kau yakin sekali? Siapa yang tahu kau akan meminta pertolongan lagi padaku nanti."

"Tidak akan."

Sudah akan beranjak, Athena terpaksa harus tinggal sedikit lebih lama di sana saat Michelle kembali berucap.

"Diantara keduanya, mana yang akan kau pilih?"

"Kakak kandung yang belum lama kau ketahui keberadaannya atau suami yang sudah lama kau kenal? Pilih salah satu Athena, kau tidak boleh serakah."

Tersenyum puas Michelle berhasil membuat pikiran Athena kacau sampai semalaman dan yang lebih parahnya wanita itu terus mengiriminya pesan agar dia memilih antara Lev dan Abigail, seperti tengah malam itu saat ia terbangun karena tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. Membuatnya memijat keningnya pelan sambil duduk di pinggiran ranjang.

Sementara itu setengah jam sebelumnya Lev lebih dulu terbangun karena ponselnya yang terus bergetar, dan saat melihat ke arah ponselnya itu ternyata semuanya adalah panggilan tak terjawab dari Thomas yang membuatnya dengan segera beranjak dari ranjang mereka lalu mencium kening Athena lembut sebelum meninggalkan kamar untuk menuju ruang kerjanya.

Lantas saat Lev hendak balik menghubungi Tom, pria itu lebih dulu memanggilnya lagi yang langsung dijawab Lev dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ada apa? Sesuatu terjadi pada Michelle?"

"Tidak, bukan, ah maksudku ya, tetapi..."

"Hey, Tom, tenang. Tidak biasanya kau panik seperti ini."

Terdengar di sebrang sana Thomas mengumpat beberapa kali sebelum menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan sampai dia merasa lebih tenang.

Dan dengan kedua mata yang tak lepas mengawasi monitor yang menampillkan rekaman CCTV, dia kembali berucap.

"Maafkan aku, aku sudah membuat kesalahan."

"Kesalahan? Maksudmu?"

Mengerutkan dahi, Lev beranjak untuk duduk di kursi kerjanya.

"Tadi siang Shanon dan Gio datang menemuiku, ku pikir itu hanya kunjungan biasa karena kami sudah cukup lama tidak bertemu. Tapi sepertinya itu hanya pengalihan karena ketika sedang melihat kembali rekaman CCTV hari ini, ada dua orang yang ku pikir tidak seharusnya berada dalam rekaman itu."

HEART  ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang