19 || Alan berulah

39K 4.3K 412
                                    

hai bebih!
call me karis/ale/ael
bagi yang belum kenal aj
kalo yng udh kenal gaush sokab
( bertjanda )
😠💘

kali ini ga ada pembukaan pict meme, karena kehapus njem tadi
membuat hati saya potek saja

[ happy reading! ]

🌩️🌩️🌩️

Tepat pukul tujuh malam waktu setempat, Alan dan Elma sudah sampai
di rumah dengan selamat. Terpampang jelas raut lelah dari wajah keduanya.

"Mandi, abis itu ganti baju. Nanti lo masuk angin," Alan berujar seraya memarkirkan motor nya di garasi kecil samping rumah Elma.

"Bawel," Elma menggerutu pelan. Dia meletakkan sepasang sepatu sekolah nya yang sudah tak ber-bentuk itu di samping keran.

"Ayo, masuk." Alan mengajak. Elma berbalik, berjalan mendekati cowok jakung itu, kemudian memasuki rumah berbarengan.

Setelah terbuka nya pintu rumah, keduanya dikejutkan dengan seutas berkas yang berada tepat di awal pintu masuk.

"Apaan, nih?" Alan berjongkok, memungut berkas tersebut. "Oh, sertifikat rumah. Baguslah, tu Nenek peyot akhirnya sadar,"

Menyerahkan seutas berkas tersebut ke tangan Elma. "Nih, simpen yang bener. Jangan sampe ilang."

Elma menerima sertifikat rumah tersebut dengan senang hati. Dia tersenyum tulus ke arah suaminya. Agaknya, lelaki itu memiliki kepribadian ganda. Kadang baik, manis, namun ada kalanya juga dia menyebalkan sampai dirasa kepala Elma pening ketika meladeni ucapan ajaib lelaki itu.

"Lo, apa gue yang mandi dulu?" Alan mendudukan diri di lantai. Menselonjorkan kaki, sembari menenggadah menatap wajah Elma yang sedang memandang nya.

"Gue aja. Lo tunggu disini. Jangan duduk di lantai. Baju lo setengah basah, nanti tambah masuk angin," Elma mengomel.

"Jiakh! Lo udah mulai suka, ya, sama gue?" Alan memicingkan matanya, tak lupa senyuman konyol yang dia tampilkan.

"Cieee . . Elma, ciee . ." Alan menoel-noel ujung ibu jari Elma. "Gue ga nyangka, ternyata selama ini lo normal. Hal ini patut di apreasi,"

"Dih, gausah kepedean, lo! Kesambet apaan gue bisa suka sama cacing kremi kayak, lo?"

Alan menyandarkan punggung nya di dinding. Kedua matanya masih setia menatap wajah Elma. "Heleh! Awas aja lo, kalo nantinya sampe bucin ke gue."

"GAK. BAKAL!" Elma menjawab mantab. Di detik berikutnya, gadis itu berlalu ke kamar, setelah itu pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri.

Alan tertekeh mendengar tanggapan yang dilontarkan istrinya itu. Sembari menunggu Elma selesai bersiap, Alan meraih tasnya yang berada di depan meja.

Diambilnya ponsel yang semula di matikan daya. Dengan niatan, agar siapapun tak menganggu, atau mengacaukan hari nya bersama Elma tadi siang.

Baru juga dinyalakan, ada sekitar belasan pesan, juga panggilan tak terjawab dari kakak nya yang tak lain adalah Azam.

"Bang Azam? Ngapain tu orang spam, sama telfon gue sebanyak ini?" Jemari Alan membuka pesan Azam yang berada di room chat paling atas sendiri.

Akalanka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang