36 || Family time (3)

32.3K 3.8K 524
                                    

[ happy reading! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ happy reading! ]

🌩️🌩️🌩️

Sore ini, beberapa anggota keluarga Bratanadipta mengadakan semacam permainan kecil-kecilan guna mempererat tali persaudaraan.

Selesai makan, seluruh anggota keluarga berkumpul di tengah halaman belakang membentuk lingkaran.

Di bagian tengah, ada Fatir, Finda, Wildan, dan Asviva selaku anggota tertua. Di susul Rangga, Ayana, Ella, dan Bian selaku anggota tertua bagian dua. Di sisi selanjutnya, ada Azam, Iris, Alan, dan Elma selaku anggota termuda.

Teruntuk Loli, bocah perempuan itu sudah tertidur setelah acara makan-makan. Ella menidurkan anak pertama nya itu di gazebo beralaskan matras.

Memang, si Ella itu otak nya sudah rada-rada sejak dini.

Fatir selaku pemimpin acara mulai memberikan instruksi. "Oke, game kali ini kita ambil dari permainan yang Kakek tonton beberapa hari yang lalu di drakor."

"Wah! Kafir nonton drakor?" Alan memberikan komentar. "Kasih Alan rekomen drakor yang bagus, dong!"

"Alan, sifat prik nya di pendam dulu, ya, sayang." Ayana bersuara. "Nanti Bunda lempar keluar dari villa ini mau, hm?"

Mendengar ancaman sang ibunda, spontan saja bibir Alan mengatub rapat. "Oke,"

"Lanjut," Rangga bersuara. Mempersilahkan sang ayah untuk melanjutkan perbincangan.

"Apa, sih, itu judul nya. Kakek lupa," Fatir mencoba mengingat.

"Goblin?" Sahut Rangga, yang di jawab gelengan oleh Fatir. "Train to busan?"

"The legend of the blue sea?" Ella menyahut. "Who are you school dua ribu lima belas?"

"Bukan." Fatir mengelus dagu nya. Kening nya mengkerut dalam. Mencoba mengingat dengan pasti tajuk dari drama Korea yang dia tonton dua minggu lalu.

"Delapan belas again?" Giliran Finda bersuara. Mengutarakan tebakan nya.

"Sinetron azab di tipi pasti," Alan berkata yakin.

"Drakor, Lan. Bukan sinetron," Elma menegur, sebal. "Emm .. sweet home?"

"Drakor apaan, sih, Pah?" Ayana bertanya. "Coba kasih clue, deh. Biar kita bisa jawab."

"Orang pinggiran?" Wildan menyahut. "Oh, maaf. Itu bukan drakor, ya?"

"Papahhh, pliss!" Ayana menggeram. "True beauty?"

Akalanka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang