21 || Kue kering

37.9K 4K 537
                                    

[ happy reading! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ happy reading! ]

🌩️🌩️🌩️

"Faham semua?" Tanya Bu Farida selaku guru mata pembelajaran matematika kepada seluruh penghuni kelas sebelas IPS 3.

"Faham," dengan malas, juga suara yang hampir menghilang tertelan angin, mereka menyahuti pertanyaan Bu Farida.

"Kalau sudah faham semua, Ibu akan tunjuk dua orang untuk maju kedepan,"

"Ngapain, Bu?" Januar menyeletuk.

"Mengerjakan contoh soal ini," jawab Bu Farida sembari tersenyum lebar. Entah ada maksud apa dibalik senyuman itu.

Spontan saja, seluruh penghuni kelas menghela napas gusar. Merasa takut kalau nantinya salah seorang dari mereka, atau bahkan dirinya sendiri di tunjuk maju ke depan untuk mengerjakan contoh soal mematikan tersebut.

Ada yang pura-pura membaca buku, menulis abstrak di buku tulis, dan lain sebagai nya. Tujuan nya, supaya perhatian Bu Farida tidak tertuju ke arah diri masing-masing.

"Pait, pait, pait," di pojokan sana, Alan sedang mencoba membaca mantra agar Bu Farida tidak memusatkan atensi kepada dirinya.

Bahkan, sebelum Bu Farida masuk tadi, Alan memaksa tukar bangku dengan Udin supaya dia bisa bergerak leluasa di belakang sana.

"Alan, ayo coba kamu maju ke depan." Mendengar hal itu, spontan saja, Alan mengumpat dalam hati.

"Anu, Bu, saya kebelet ber-"

"Katanya tadi faham? Kebelet nya di tunda dulu bentar. Cuma satu soal, kok. Ayo maju, sini."

Cowok itu merotasikan kedua bola matanya, malas. Dengan langkah gontai, dia langkah kan kedua kaki jenjang nya ke depan kelas.

"Nih," Alan menerima spidol pemberian Bu Farida.

"Ayo, anak-anak, diperhatikan, ya." Bu Farida mengambil posisi di depan bangku Alan, yang sudah di ambil alih oleh Udin.

"Psh, apaan?" Alan mencoba meminta bantuan kepada Haikal.

"Udah gue send ke hape lo." Jawab Haikal tanpa vokal.

"Nice," Alan tersenyum miring. Perlahan, tangan nya merogoh saku, untuk mengambil ponsel.

Bibir nya menyunggingkan senyum miring, tatkala melihat jawaban yang diberikan Haikal lewat sebaris pesan.

Akalanka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang