46 || Making love

40.9K 3.7K 404
                                    

[ happy reading! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ happy reading! ]

🌩️🌩️🌩️

Sedari tadi, tampang Alan nampak muram. Tak ada aura kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya sejak Elma mengucapkan kata talak secara lantang sewaktu di tempat perbelanjaan.

Sifat dan tingkah lakunya juga berubah menjadi dingin. Tak seperti Alan biasanya. Hal tersebut mengundang perhatian Elma. "Lo kenapa?"

Alan tak menjawab. Lelaki itu sibuk pada benda pipih yang sedang dia pegang. Dapat Elma lihat, rahang suaminya itu juga beberapa kali mengetat.

Merasa ada yang tak beres dengan tingkah laku ayah dari calon anaknya itu, Elma berjalan menghampiri. Kemudian mendudukan diri di samping Alan. "Kenapa? Lo marah, ya, sama gue? Kok, dari tadi diem mulu?"

Alan menepis pelan tangan Elma yang bertengger di lengan nya. "Nggak."

"Kalo nggak marah, kenapa dari tadi diem mulu?" Tanya Elma, lagi. "Jangan diem mulu, lah. Gue jadi takut."

Alan melirik wanitanya, sinis. "Jadi?"

Elma mengerutkan keningnya, bingung. "Jadi apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Elma, Alan bangkit dari sofa hendak keluar rumah tetapi tangan nya keburu di cekal Elma. "Lo kenapa, sih, Lan? Kalo mau marah, marah aja gapapa. Jangan diem mulu kayak gini."

Alan menghembuskan napas kasar. Dia menatap Elma, dingin. Tatapan yang tak pernah dia layangkan kepada perempuan itu. "Berdiri."

Sedikit kesusahan, Elma menuruti perkataan Alan. Tangan nya merambat menggenggam jemari sang suami, kemudian berujar, "Gue jangan di diemin kayak gini. Gue nggak suka. Kal-"

Tanpa memberi ruang untuk Elma menuntaskan kalimatnya, Alan langsung memeluk perempuan itu, erat. "Elma,"

"I-iya, kenapa?" Elma tergagap. Dia merasa bingung dengan tingkah lelaki itu. Sedetik kemudian, terdengar suara isakan kecil dari suaminya. "Lan? Lo nangis?"

Alan tak menjawab. Dia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Elma. Dapat Elma rasakan, tubuh laki-laki itu sedikit bergetar.

"Eh, nangis beneran?" Elma berusaha melihat wajah Alan, namun tak di perbolehkan oleh lelaki itu. "Jangan nangis, dong!"

Elma kelimpungan. Dia menepuk-nepuk punggung tegap suaminya. "Jangan nangis, Alan. Katanya mau jadi Ayah yang hebat? Kok, malah cengeng?"

"El-elma," panggil Alan. Suaranya bergetar mencoba menahan tangis.

"Iya, kenapa, hm?"

Akalanka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang