[ happy reading! ]
🌩️🌩️🌩️
"Aissalamualaikum, para penghuni neraka jahan--BANGSAT! YOU CRAZY BITCH?!" Alan mengumpat kasar.
Jemari nya merambat kearah dahi.
Mencoba memastikan apakah jidat kece nya itu baik-baik saja setelah mendapat lemparan buku dari Azam."Sorry, i did it on purpose." Dengan tampang datarnya, remaja yang berusia dua tahun lebih tua dari Alan itu berjalan santai ke lantai atas.
"Bang! Tanggung jawab, lo! Jidat gue benjol, nih!" Alan meneriaki Azam sembari menuding cowok itu dari lantai bawah.
"Males."
"Bundaaa! Bang Azam jahilin Alan teruss!" Alan berteriak keras. Mengadu kepada Ayana.
"Cepu, najis." Dari lantai atas, Azam mencibir.
"Ye . . biarin! Gue, kan, anak kesayangan nya Bunda. Wlee . ." Alan menggoyangkan pinggulnya, tak lupa memasang wajah mengejek.
"Emang nya, elo? Iyuh . . dasar anak pungut!" Lanjut nya.
"Momma!" Kini giliran Azam yang teriak. "Si Alan, mukanya kayak siamang!"
"APA, SIH, TERIAK-TERIAK?! MOMMA LAGI MASAK, NIH!" Teriakan Ayana menggema dari dapur.
Azam tersenyum miring. "Well, she said Momma is not Bunda."
"So, I'm Momma's favorite child, not you." Lanjut nya sembari melenggang pergi masuk kedalam kamar.
Menghempaskan secara kasar tas yang dia pegang ke lantai rumah, kemudian pergi ke lantai atas untuk mengerjai Azam.
"Dasar Sugiono duda tua! Keluar lo! Kita by one!" Alan menggedor pintu kamar Azam secara brutal.
"Woy! Bang! Bukain!" Alan berteriak nyaring, sembari terus menggedor, dan menendang pintu kamar Azam.
Yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Azam membuka pintu kamar, lantas dia menyembulkan kepalanya keluar.
"Sorry, gue ga nerima sumbangan." Azam berucap tanpa ekspresi. Sedetik kemudian, remaja tampan itu kembali menutup pintu kamar.
"Heh! Lo kira gue panitia bansos apa, hah?!" Alan memekik sebal.
"Calon!" Azam menjawab dari dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akalanka [Completed]
Romance"Nikah sama Alan itu, berasa nikah sama setan jadi-jadian!" -Elma Ainayya Gantari *** Perihal Elma, dan Akalanka. Elma Ainayya Gantari, gadis yang hobi dijadikan objek guyonan Alan. Di kamus lelaki itu, tiada hari tanpa menjahili Elma. Setiap menit...