42 || Ngidam (2)

30.7K 3.8K 290
                                    

[ happy reading! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ happy reading! ]

🌩️🌩️🌩️

"Bang, lo disini aja. Jangan ngikut balik!" Alan menarik tangan sang kakak. Mencegah supaya tidak meninggalkan kediaman nya. "Pulang besok aja!"

"Lan, udah, Lan." Elma menarik tangan Alan, menyuruhnya melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Azam.

"Gue udah punya Istri," Azam berusaha melepaskan cekalan tangan Alan yang kian menguat di pergelangan tangan nya.

"Alan," Ayana menegur. "Ini udah malem. Gausah banyak tingkah. Malu kalo tetangga sekitar pada keluar ngedenger suara kamu."

"Bodo! Bang Azam gaboleh balik pokoknya!" Dengan sekuat tenaga, Alan menarik Azam masuk ke dalam rumah, namun segera di tahan Rangga.

"Lan, lepasin. Kasian tangan Abang kamu sakit di tarik-tarik." Rangga angkat suara.

"Gamau! Bang Azam harus nginep disini sama Alan."

"Kak, bantu lepasin tangan nya Alan dari tangan nya Bang Azam." Elma meminta kepada Iris.

"Lan, di lepas, ya, tangan nya Bang Azam." Iris berusaha membujuk. "Ini udah malem, waktunya kita pulang."

"Gak! Kak Iris aja yang balik. Bang Azam tetep disini sama gue!" Kekeuh Alan. "Ayo, Bang, masuk!"

Raut wajah Azam berubah datar bercampur masam. "Nyesel gue ngikut."

Dan terjadilah aksi tarik-tarikan di halaman depan rumah Elma. Di kubu bagian kanan, ada Alan yang berusaha menarik tangan Azam supaya lelaki itu masuk kembali ke dalam rumah.

Sedangkan Elma, dan Ayana menarik tangan Alan supaya lelaki itu melepaskan tarikan tangan nya.

Di kubu bagian kiri, ada Rangga, dan Iris yang berusaha menarik Azam menjauh dari radar Alan.

Aksi tarik-tarikan tersebut berlangsung sekitar lima menit, sampai suara ringisan Elma berhasil memberhentikan aksi konyol tersebut.

"Shhh," Elma meringis. Perutnya terasa keram mendadak. "Alan, shh .."

Mendengar ringisan sang istri, secara spontan Alan melepaskan tarikan tangan nya pada tangan Azam. Perbuatan lelaki itu hampir saja membuat Azam, Rangga, dan Iris terjengkang ke belakang.

"Keram, shh .." tangan kanan Elma memegang pundak Alan sebagai tumpuan, sedangkan tangan kirinya berada di perut.

Kening Alan mengkerut, dalam. "Ini keram beneran, apa cuma preng?"

Akalanka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang