35 || Family time (2)

39.6K 3.8K 452
                                    

[ happy reading! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ happy reading! ]

🌩️🌩️🌩️

Pukul tujuh pagi waktu setempat, Elma dan Alan sudah stay di sekolah. Mereka berdua bercengkrama juga bersenda gurau bersama Haikal dan juga Faiz tentunya.

Sesekali juga, Elma memanggil Gabriel selaku teman sebangku nya untuk bergabung, namun ajakan nya di tolak secara halus oleh gadis itu.

Katanya, sih, belum mengerjakan mapel bahasa inggris. Selagi, mapel tersebut di ujikan di jam pertama.

Topik yang mereka berempat bicarakan adalah, kemana Alan dan Elma selama beberapa hari terakhir ini? Dan kenapa mereka berdua sering tidak masuk sekolah? Atau lebih tepat nya tibsen terus.

Lalu, kenapa bisa kaki Alan sampai pincang?

Pertanyaan pertama yang di ucapkan Haikal dan Faiz di jawab santai oleh Alan. "Gue sama Elma itu, lagi ngejalanin progam hamil. Jadi, sama dokter di suruh kaga sekolah. Harus diem di rumah terus sambil cocok tanam."

Begitu lah kira-kira jawaban yang Alan lontarkan. Kelakuan anak nya bapak Rangga yang satu itu memang terbilang ajaib.

Untuk pertanyaan kedua, giliran Elma yang menjawab. "Kemaren, Alan abis nge-bajak sawah. Jadi, kaki dia kena alat nya. Terus pincang, deh. Untung kaga buntung,"

Setelah semua pertanyaan sudah terjawab, Alan mulai membagikan kisah nya pagi tadi sewaktu dia ingin di booking oleh salah satu bencong pangkalan.

Di lanjut meng-gibah setiap siswa- siswi yang melintas, tak lupa membicarakan tentang Safira.

"Dia udah pindah sekolah. Katanya, sih, ke SMANDA," Haikal menuturkan penelitian nya selama beberapa hari terakhir selepas kejadian Alan mengurung Safira di toilet kumuh.

"SMAN dua yang di kampung sebelah?" Haikal mengangguk, sebagai jawaban dari pertanyaan Alan.

"Bagus, deh. Kaga sia-sia punya Bapak kayak Mas Rangga." Alan menampilkan smrik nya, seraya manggut-manggut bangga terhadap keputusan yang Rangga buat.

"Lo apain dia?" Faiz menyahut.

"Dia siapa? Bapak gue, apa si Sapir?"

"Sapira, lah."

"Kecil, sih. Gue cuma bilang sama mai pather, kalo semisal si Sapir tetep gangguin bini gue, cabut aja bisnis investasi Bapak nya si Sapir di perusahaan,"

Akalanka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang