كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَTiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. – (Q.S Al-Anbiya: 35)
****
Aku merunduk pedih saat Hembusan nafas berhenti. Di balik pintu kamar, di atas dadaku masih menumpahkan keluh kesah pedih saat bersamaku (dulu).
"Dulu adek selalu iri dengan Maryam. Saat adek ngidam, adek selalu diam dan ga mau bilang. Takut mas Al kerepotan"
Masih tetap di pelukanku dan aku ingin seperti ini untuk selamanya.
"Dulu, saat baby salamah sudah di panggil tuhan duluan sebelum melihat indahnya dunia, salamah terasa terpuruk, salamah sempat depresi dan merasa mas Al itu tidak adil"
"Dan tidak ada yang paling menyakitkan lagi ketika mendengar mas Al menikah lagi. Di titik itu Salamah hancur-sehancurnya. Batin, fikiran sudah kalut. Tapi setelah melihat mas dengan Maryam bahagia saling cinta, insyaallah salamah iklas meski ada rasa cemburu sedikit, hehehehe"
"Maafkan kesalahan yang Salamah perbuatan kepada mas ya"
"Salamah cinta mas Al"
Semakin erat pelukannya seperti tidak ada dan tidak boleh untuk memisahkan kita.
Cup
"Maafkan mas yang dulu pernah tak memperhatikan adek".
Cup
"Maafkan mas yang selalu buat adek selalu tersiksa batin dan fikiran. Maafkan mas ya"
"Mas juga sayang adek"
Bertubi-tubi aku mencium setiap inci wajah salamah yang putih. Terlihat jelas kesedihan di wajahnya saat dia menceritakan masa lalunya.
Aku mengurai dekapan diantara kita, saling pandang menebar senyuman membuat hati masing-masing menghangat.
"Udah sekarang siap-siap ya, kita ajak Abang sama adek jalan-jalan sekaligus beli hewan qurban buat besok"
"Siap pa bos"
Salamah keluar dari kamar dan di sambut teriakan dari anak Sholeh dan Sholehahnya.
"Assalamualaikum anak Sholeh Sholehah nya bunda, ayok siap-siap kita mau lihat sapi Dan kambing lo"
"Asyik, lihat mooo ya bund" saut ila dengan riang mengangkat spatula mainannya.
"Iya lihat mooo sayang" Salamah mengelus rambut halus ila.
"Bang, ayok siap-siap dulu. Belajarnya di sambung nanti" Salamah memeringatkan ibran yang selalu fokus saat belajar bahasa Inggris. Eits jangan fikir kalau ibran hanya bisa bahasa Inggris saja, Ibran juga pandai bahasa Arab, hadist, dan Alhamdulillah hafalannya sudah 3 juz.
"Siap bunda. Ibran siap-siap dulu ya hehehe"
"Okey Abang, adek ayok ganti baju dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...