Salamah POV
Hari ini hari Minggu dengan cuaca yang cerah seperti mendukung acara pernikahan adik ipar yang kusayang.
Aku pergi kerumah pondok untuk menghadiri acara pernikahan Melinda. Entahlah gimana rasanya saat nanti aku melihat mas al suami yang ku cinta datang dengan maduku berbaju sama. Percayalah hati ini runtuh untuk kesekian kalinya tuhan.
"Assalamualaikum dek"
"Wallaikumsalam, eh mbak salamah. Turut berduka ya mbak. Ponakan Melinda udah di ambil sebelum melihat wajah cantiknya umi dan bukleknya ini" seringai Melinda agar aku tidak larut dalam kesedihan.
"Hehe kami ini bisa aja dek, memang sudah takdir tuhan dek" aku tersenyum getir.
"Cie yang mau jadi nyonya albi ni cie" godaku dengan menoel-noel pipi Melinda yang sudah merah.
"Ih mbak bisa saja, doain Melinda ya mbak biar Melinda jadi istri Sholehah dan jadi makmum yang baik untuk mas Albi" jawabnya dengan menggenggam tanganku.
"Iya dek, mbak doain supaya adek mbak yang cantik ini selalu jadi istri Sholehah dan selalu bahagia"
'meski mbak Ndak bahagian saat ini dek'
Aku tersenyum tertekan. Aku terus menatap wajah cantik Melinda dengan senyum semringah.
"Mbak kok ngelihatin Melinda kayak gitu sih, Melinda jelek ya mbak"
"Astaghfirullah, gak dek , kamu cantik sekali hari ini. Udah ah siap-siap bentar lagi Albi mau ngucapin ijab ni"
"Mbak, Melinda deg-degan ni" katanya yang terlihat jelas dari raut wajahnya yang khawatir .
"Tenang dek pasti lancar kok"
Terdengar di masjid pondok bahwa acara pengucapan ijab kabul akan terlaksana. Abi yang sudah berbicara dengan Albi, meyakinkan Albi dengan pernikahan ini dan terdengar Abi menjabat tangan Albi sampai terdengar suara 'Sah'.
Aku berucap syukur dan pastinya Melinda terlihat sangat senang sekali.
"Alhamdulillah dek , acara pengucapannya lancar, cie yang sudah di minta sama orang" godaku lagi
"Ih mbak bisa saja" ucapnya malu-malu.
"Yaudah yuk keluar ke masjid , kasihan Albi nungguin nih hehehe" aku tuntun Melinda ke masjid jaraknya sih gak jauh dengan rumah.
Di masjid sudah terlihat banyak orang dan menyambut kedatang an kami dengan senyuman senang.
Melinda duduk di samping Albi dan mencium punggung tangan Albi.
Aku menatap adegan itu. Aku jadi ingat pas waktu aku menikah dengan mas al,gusku.
'semoga kau bahagia dek, semoga nasibmu tak seperti nasib mbakmu ini'
Acara selanjutnya ialah resepsi pernikahan dengan sederhana, aku hanya diam dan duduk di satu bangku dengan melihat Melinda yang bercanda gurau dengan Albi.
Tiba-tiba Melinda memanggil ku dan mengajak ku berfoto, aku mengangguk dan pergi keatas pelaminan dengan dekor yang indah.
"Mbak sini, ayo foto bersama"
"Iya dek bentar" aku berjalan ingin ke atas pelaminan. Tapi disaat itu juga aku berbarengan dengan mas al dan maryam yang baru datang. Aku hanya tersenyum menyimpan semua kesedihanku.
"Mbak harus kuat" bisik Melinda di telinga kanan ku.
Aku mengangguk dan menutup mata sebentar agar air mata ini tak jatuh pada saat yang tidak tepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...