Anak kecil menggemaskan yang meluluhkan hati ku:)
*****
Satu Minggu sudah aku di kota Bandung dan meninggalkan kota masa kecil ku. Disini aku terhibur dengan adanya ibran. Dia lucu, imut, putih dan menggemaskan.
'pasti ibunya cantik' batinku dengan menatap ibran yang sedang belajar.Aku menatapnya dengan bahagia sambil membantu bi Narti yang sedang masak.
"Bunda-bunda lihat iblan bica gambal ini" memperlihatkan hasil gambarnya dengan semringah.
Aku tersenyum menanggapinya, tapi aku bingung dengan arti gambaran ibran seperti gambaran keluarga yang harmonis.
"Eh tapi ini siapa ganteng?" Aku menunjuk gambaran ibran yang sosok laki-laki besar.
"Ohh ini papa Bun"
"Kalau ini?"
"Ini iblan yang ganteng ini" jawabnya sambil tersenyum.
"Hemm bentar bunda tebak. Pasti kalau yang ini mama ya?" tebakku menunjuk gambar seorang wanita.
Ibran menggeleng "oh salah ya, siapa ya? Hemm pasti bi Narti?" Tebak ku lagi dan ibran menggeleng.
"Lah siapa? Bunda jadi bingung ini" jawabku yang berpura-pura frustasi.
"Ini itu bunda yang cantik, bunda iblan"
Cup
Kata ibran dan mencium ku tanda kasih sayangnya. Sedangkan bi Narti melihat dengan senang dan bahagia.
"Alhamdulillah den ibran udah ceria lagi" ucap bi Narti. Lantas aku bingung. Lah dulu memang nggak ceria?
"Masak Bi? Ibran kan tipe anak yang ceria kok bibi bilang ibran sudah ceria?" Tanyaku dengan seksama.
"Iya non, semenjak dia ditinggal mamanya entah kemana keadaanya memprihatinkan, tubuh kurus, murung dan memanggil nama mama-mamanya terus"
"Ohh boleh tau mamanya kemana bi?" Tanyaku dengan intens
"Mamanya ibran entah tidak tau kemana saat ibran umur 2 tahun. Saat itu perusahaan papanya ibran hampir gulung tikar dan nonya meminta uang untuk foya-foya" cerita bibi sambil mengiris wortel.
"Saat tau perusahaan den Wisnu mau gulung tikar nyonya pergi tanpa pamit dan entah kemana" cerita bibi berakhir saat ibran memanggil.
"Bunda"
"Iya sayang" jawabku dengan senyuman.
"Iblan lapal bunda, iblan mau telul dadal" katanya yang lesu dan memegang perutnya.
"Ohh ibran lapar? Iya bentar bunda buatin ya, ibran duduk dulu ya" kataku deng mengangkat nya dan duduk di kursi.
Aku mulai memasak pesanan tuan muda . Sesekali aku melihat ibran dan tersenyum.
"Bundaa kenapa sih lilik-lilik iblan, awas nanti jatuh cinta Lo hehehe" katanya yang mengerti seperti apa saja itu cinta.
"Hehehe kamu ini bisa aja kalau bicara, emang kalau bunda jatuh cinta sama ibran, ibran gak mau?" Godaku dengan menaruh pesanannya di meja makan.
"Hehehe bunda buat papa saja, iblan itu punya nya kesya" katanya dengan canda an.
"Kesya itu siapa ?" Tanya ku.
"Kesya itu pacal iblan, bental lagi Kesya kecini mau main sama iblan" ucapnya yang masih cadel.
"Ehh anak bunda udah ngerti pacaran, siapa yang ngajari ibran pacaran?" Tanyaku miris, anak sekecil ini mengerti tentang gituan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
ДуховныеKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...