Ada kalanya yang baik akan menjadi jahat karena perasaan 🌠
~~~
"Maaf kan aku" kata itu yang mampu keluar dari bibir tipisku ini
Memang malam itu aku tak merasakan terjadi apa-apa dan kepala ku terasa pening saat pulang dari meeting Dengan client yang notabenenya teman masa kecilku di saat TK
Clara, iyh itu nama indah yang selalu menjadi teman main ku saat kecil, dia suka bermain masak-masakan sedangkan aku hanya bisa merusak nya.
Hehehe, mengingat kejadian itu aku jadi tersenyum sendiri. Memang Clara cantik tapi dia cengeng, dulu pernah dengan sengaja merusak permainan nya, dia menangis tanpa henti. memang lucu.
Tapi Clara yang dulu dan sekarang beda. Semenjak di Tinggal orang tuanya meninggal ia menjadi orang yang minim sopan santun dan bergaul bebas. karena dia aku jadi seperti ini.
Flashback on
Caffe ******
"Assalamu'alaikum al,lama sudah tidak ketemu" sapanya saat ku menghampiri dengan melambaikan tangan.
"Wallaikumsalam Clara, ini kamu Clara?" Jawabku bingung, iyh Clara sekarang sangat beda. Memakai baju kurang bahan dan ketat beda seperti dulu.
"Why? Iyh ini Clara, Clara yang dulunya selalu kau kerjain saat mainan masak-masakan hahahaha" jawab Clara enteng tanpa meraba dirinya Sekarang dan dulu.
"Tapi? Kenapa kamu memakai baju kurang bahan seperti ini?" Ucapku langsung dan sedikit ada pertanyaan keraguan.
"Hello al, Indonesia dengan London beda, iyah masak aku di London pake baju agamis. Hahaha ya di kiranya aku kurang hits lah" Dan kali ini jawabannya meluncur saja tanpa di saring.
Clara, benar-benar berubah 360° berbeda dengan dulu , sekarang dia lebih meniru gaya orang luar, memang setelah di Tinggal orang tua,Clara menetap di London untuk keperluan kuliahan dan penerbitan bukunya.
Iyh, aku ingin bergabung join buku dengan toko buku Clara dan bukunya untuk keperluan pondok.
Larut malam aku dan Clara berbincang buku sampai pelayan datang membawa 2 botol bir dan makanan lainnya.
"Astagfirullah" saat ku menatap botol bir berwarna hijau itu.
"Minum saja al jangan sungkan, apa aku yang tuangkan" tawar Clara yang ingin menuangkan bir di gelas ku.
"Maaf terimakasih Ra, aku tidak suka minuman berbau alkohol" tolak ku halus.
"Hahaha ,iyh aku lupa kan kau santri bukan seperti ku yang tiap hari minum ini" ucapnya enteng dan tertawa sendiri.
"Astagfirullah, boleh aku minta teh dingin saja" ucapku dan Clara mengangguk memesannya.
Tak lama Clara balik dan membawa teh yang ku pesan. Tapi saat aku selesai minum teh kepala merasa pening dan hasrat ku meninggi.
"Sial Clara sudah mencampur kan obat ke minuman ku" kataku saat aku lihat ada butiran kecil hampir tak terlihat di gelasku.
Sebelum ku menuangkan hasrat ku ke clara. Ku berpamitan pergi dan pulang ke rumah Maryam Karena ini adalah jatahku tidur di rumah Maryam.
Beberapa menit hampir sejam ku sudah sampai ke rumah Maryam yang tak luas.tapi nyaman untuk di tepati.
Ku masuk dan entah pikiran ku melayang karena hasrat ku . Kutarik kasar Maryam Sampau hasrat ku terpenuhi. Dan aku tidak menyandari itu semua.
Flashback off.
"Maaf kan ku Maryam" kata itu terucap saat ku mengingat kejadian hina semalam.
"Maaf kan aku".
"Mas sudah terlambat, kau sudah mengambil mahkota ku dengan kasar, aku kecewa mas" Maryam yang tersedu-sedu menahan perih.
"Maaf kan aku Maryam , maaf kan" ucapku dengan merangkul Maryam, entah karena rasa kasian atau sudah tumbuh rasa yang lain. Rasanya nyaman saat aku memeluk wanita ini.
"Hiks hiks hiks, sudah terjadi mas, Maryam maaf kan" ucapnya dengan ikhlas.
Sitt, dia begitu pemurah maaf. Bodoh nya aku . Aku sudah merusak kebahagiaan kedua wanita ini. Aku bingung. Maryam atau Salamah.
'Bodoh aku . Bodoh menyia-nyiakan dua bidadari dengan kelebihan masing-masing' ucap ku lirih masih memeluk Maryam yang menangis.
"Terimakasih, sekarang aku bantu. Ayo mandi dan melaksanakan sholat subuh dulu" ucap ku dengan halus.
Halus, kenpa aku bisa berbicara sehalus ini ke Maryam apakah ini tandanya hatiku sudah menerima atau? Ah sudahlah nggak usah di fikiran.
Maryam yang masih duduk di atas ranjang yang ingin berdiri terduduk lagi saat merasakan nyeri.
"Awhhh, mas perih" keluh Maryam dengan meringis.
Tanpa basa-basi aku menggendong nya dan ku dudukan di kursi kamar mandi.
"Maaf Maryam. Sekarang mandi dan kalau sudah selesai panggil aku ya" ucapan halus keluar lagi dan Sekarang ku tak lupa mencium pucuk kepala Maryam.
Isshh, mengapa bisa begini?.
Maryam POV
Apa? Mas al mencium ku. Seketika aku kaget dan kata-kata manis yang di keluarkan tadi itu hanya sebagai permintaan maaf atau rasa yang berubah.
'Entahlah, semoga itu pertanda kalau Mas al Sudah membuka hatinya untuk ku' gumam ku acuh tak acuh dengan sikapnya.
Saat ku selesai mandi. Ku memanggil dia seperti yang di perintahkan tadi.
"Mas" panggil ku agak teriak.
"Iyh sudah selesai" menjawab dan masuk ke kamar mandi untuk menggendong ku ke kursi nakas.
"Sekarang pakai mukenamu dan ayo kita berjamaah, Eits dan sholat nya duduk saja,kasian kamu"
"Iyh mas" ku sungguh kan senyuman seindah mungkin kepada dia.
Aku kaget dan bersyukur saat dia memperlakukan ku seperti ini, dia begitu lembut dan halus saat membantu ku , berbeda seperti hari sebelumnya.
'Ku berharap kau berubah mas, makasih kau sudah mau berubah.'
Melihat perubahan mas al yang 360° Berbeda aku sangat bersyukur dan bahagia sekali.
Syukron katsiran ❤
Jangan lupa vote dan komentar ya.
Thanks untuk readers.
Syukron katsiran sekali lagi.💕
02-05-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...