Harta dan tahta akan kalah dengan cinta karena iman☺️
****
Salamah POV
"Mas..."
"Iya sayang" mas al membalasnya dengan senyuman hangat yang membuat mataku tak bisa berpaling dari wajah tampan nya.
"Mas disini saja ya, Salamah kangen mas" ucapku manja dengan merangkulnya dari belakang.
His.entah mengapa Sekarang aku lebih manja Kepada Gusku, saat seperti ini, ia bercermin didepan kaca. Kupandangi wajahnya dan tingkah anehku yang tiba-tiba memeluknya. aku suka saat mencium aroma parfum cool dari badannya, candu? Mungkin aku sudah candu dengan ini.
"Iyah sayang hari ini mas full sama istri cantiknya mas ini, utututu" dia berbalik dan memainkan hidung ku.
"Hehehe, lucu kamu dek. Aku emess, emesss" gemasnya ditambah menarik pipiku dengan kedua tangannya.
Aku hanya tutup mata dan tersenyum. Sakit? Tentu sakit sampai wajahku memerah karena ulah tangannya, tapi aku bahagia bisa seperti ini lagi dengannya.
Dia tetap manarik-narik pipiku dan hidungku, sampai akhirnya di berhenti dan bertanya,
"Dek gak sakit aku giniin?" Tanyanya bingung dengan mengusap halus pipiku .
Aku hanya menggeleng dan tersenyum. Percayalah hal ini membuat ku bahagia.
"Serius?, Pipimu sampe muerah Lo dek" di melanjutkan pembicaraan dengan menaikkan satu alisnya.
"Biasah ajah kali mas bilang merah nya hehehe" ledek ku .
"Lah terus harusnya gimana?" Sambungannya.
"Ya bilang merah ajah nggak usah muerah, kan nulisnya nanti boros huruf mas ,hehehe"
"Oh gitu ya" jawabnya manggut-manggut seolah-olah menganalisis pembicaraan.
Cup
Saat sedang diam, aku memajukan bibirku dan mencium pipi kanan mas alawy, aku malu , aku langsung berlari dan bersembunyi di balik selimut.
"Berani ya cium-cium sekarang hehehe" ucapnya dan mengejar ku dan kami berdua bergulung di balik selimut.
"Siapa yang ngajarin cium-cium gitu ha?" Tanyanya mengintrogasi dengan senyum dan godaan di alisnya.
"Siapa ha? Nggak mau jawab?" Aku hanya diam dan tersenyum.
"Aku itung sampai 3 kalau gak mau jawab aku cium nih sampe mbekas" aku hanya senyum-senyum. Dia mulai berhitung.
"Satu"
" Nggak mau jawab nih?"
"Dua" bibirnya mulai maju dan mendekat.
"Ti..."
Belum selesai hitungan aku hentikan dan ku jawab.
"Stop, stop. Iya aku jawab hehehe" jawabku sambil cengengesan.
"Siapa ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
EspiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...