Salamah POV
Saat kita menikmati adegan itu, hati ku mulai meluluh atas sikapnya tapi tidak dengan persekian detik berikutnya saat ku mencium bau parfum Maryam di bajunya.
"Kenapa mah?" Dia bertanya tidak mengerti maksud ku .
Aku mulai berpaling lagi dari pandangannya dan ku lirik saat pertanyaan itu di lontarkan.
"Astaghfirullahalazim, mah lihat aku!" Tariknya lagi dan memegang kepalaku agar mata ini tertuju di wajahnya.aku hanya diam dan tertegun.
"Maaf kan aku" katanya untuk meminta maaf yang kesekian kalinya.aku hanya diam .
"Mahh, dengerin aku! Maaf mah , mas ngaku salah . Kita mulai dari nol lagi ya" harapnya agar hatiku luluh.
Tapi tidak dengan aku, saat sadar aku hanyalah bisa meronta untuk melepaskan tubuh ini dari cengkramannya.
Tapi kalah kuat, apala daya tubuh yang lemas melawan tenaga laki-laki
"Mahhh ssuuutttt maaf mah" di merengkuh ku
"Hikkk, lepasin hiksss" kataku dengan meronta-meronta ingin melepas tubuh ini.
"Ussttt tenang mah" katanya menahan rontaanku, entahlah mungkin tubuhnya sakit sekarang karena saat ku meronta ku pukuli setiap tubuhnya yang mencengkram ku
"Masss jahat hiksss, hiksss, Salamah kecewa hiksss" ku pukuli dadanya yang kesekian kalinya dia hanya diam dan mengelus kepalaku.
"Mas jahat hikss, anak ku mati hikss,hiksss" aku mulai lemass
"Mas jahat hiksss" mungkin mulai capek dengan masalah ini atau mungkin tenaga yang habis dan akhirnya aku luluh menangis di pelukannya lagi
"Hiksss"
"Maaf mah, aku sayang kamu mah" ucapnya dengan mengecup pucuk kepala ku
Aku masih sesenggukan menyelesaikan tangisan sesal, kekecewaan menjadi satu. Tapi disisi lain aku nyaman dengan posisi ini. Posisi yang kirindukan saat belum ada dia.
'Percayalah mas aku rindu posisi ini'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...