Ingat jangan egois! Disana juga ada yang ingin bahagia !
****
Aktivitas hari pertama di rumah ila adalah memandikannya. Dia sangat lucu dan cantik seperti uminya.
"Mi air hangatnya udah siap" terdengar suara mas Al dari belakang.
Mas Al sangat menyayangi ila. Dia sangat telaten saat merawat ila, mulai dari menyiapkan air hangat untuk mandi, makan, dan susu pengganti saat aku sedang sibuk.
"Iya bentar le" umi menyauti suara anak kesayangannya.
"Nduk, ayo kita bawa ila kebelakang" umi mengajak ku dan sesekali menghibur ila.
"Anak bunda mau mandi ya, utututu"
Dia tersenyum semringah saat aku gendong."Dia sangat bahagia dengan mu nduk" umi yang berada di sampingku mengatakan dengan hati sedikit perih mengingat ibu kandung ila sudah pergi meninggalkannya.
"Alhamdulillah mi, ila kan juga anak salamah" aku membalas perkataan umi dengan nada sabar.
"Iya makasih mah" umi sedikit mengeluarkan air mata, aku tidak tau kenapa umi mengeluarkan air mata itu.
Saat berada di kamar mandi umi tetap bersamaku. Ila yang sudah berada di bak mandi menangis, mungkin kaget merasakan air, makhlum baru pertama kali mandi.
"Utututu , kaget ya nak" umi mencoba menenangkan dengan sesekali mengguyurkan air ditangannya ke badan Ila.
Aku masih tidak berani memandikan anak kecil seusia Ila. Aku masih canggung karena belum Pernah mengurus bayi sekecil ila. Tak selang beberapa lama umi selesai memandikan ila dan membawanya ke kamar .
"Mi, biar salamah aja yang ngurus. Kalau beginian salamah bisa kok mi" aku mengambil alih gendongan ila dari umi.
"Yang bener nih mah"
"Inggeh umi"
"Iya mah, umi mau beres-beres dulu ya, soalnya bibi pulang kampung"
"Siap mi" jawabku tersenyum.
Ila sudah terlihat cantik dengan gaun baby berwarna merah, tak lupa bedak bayi yang menyatu dengan kulit putihnya.
"Haummmm, halum bau dedek ila" ibran datang dari arah pintu dan mencium pipi ila.
"Iya dong bang, kan adek Abang hehehe" aku menirukan suara seperti anak kecil.
"Ciap-ciap, adek ila cantik Bun"
"Iya dong kan udah mandi, eh Abang sudah mandi atau belom" aku bertanya pada ibran.
"Udah dong Bun. Di mandiin cama om Al papanya ila" jawab ibran dengan tersenyum.
"Oh gitu"
"Iya Bun, papanya ila baik banget Bun, kemalen kan iblan perlgi ke malt iblan di beliin es clem" dengan lucu ibran bercerita tentang kebaikan mas Al.
'ini kah pertandamu tuhan?'
"Udah bilang terimakasih sama om Al nak"
Aku selalu mengajari ibran tentang sopan santun, baik dan tidak boleh meminta-minta.
"Udah dong Bun"
"Sip-sip pinter anak bunda"
Cup
" Bun dedek ila haus, ngelengek telus Bun" memang benar , ila sedang merengek dan kehausan. ibran melihat ila kasihan.
"Bial Abang ambilin cucu ke uti Bun, bunda duduk dicini aja" perintah ibran. Persis seperti papanya. Tegas dan tak mau melihatku capek. Sungguh beruntung aku mempunyai anak angkat seperti ibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...