luluh 🌷

6K 274 19
                                    

"Hati luluh karena perilaku"

***


'Percayalah mas aku rindu posisi ini'

Aku tertidur di dadanya. Nyaman? Iya sangat nyaman aroma cool menyeruap di hidungku  setelah berganti baju.
, Sehingga aku nyaman dan tenang.

Semilir hembusan nafas terasa di ubun-ubun ku  huffttt, ku buka mataku perlahan, Ku tatap wajah tegas di hadapanku.

'astagfirullah, sejahat itukah aku' aku menyesali dan meraba wajah tegas tampanya itu,

Mungkin ia merasa tidurnya ku usik, karena sentuhan jemari lelahku. Membuka mata dan saling menatap adalah moment selanjutnya.

"Mah" swaranya parau. Aku hanya mengangguk dan seperkian detik ia sudah merengkuh tubuhku seperti tak mau kehilangan benda yang di sayanganya.

" Maafkan Salamah mas" ucapku dengan menghirup dalam-dalam parfum yang melekat di bajunya.

"Salamah jahat mas, Salamah Istri yang tak berguna,  Salamah ngecewain mas, Salamah bakalan masuk neraka mas" ucapku tersedu-sedu  dengan isakan yang tak berhenti.

"Sstt diam mah , Salamah Ndak salah yang salah itu mas" ucapnya dengan terus mengelus punggung ku.

"Nggak mas salamah yang salah mas, maafin Salamah. Hiks hiks" minta maaf ku yang masih menangis di pelukannya.

"Iyah mas maafin, tapi Salamah jangan bersikap kayak gini ya , mas tersiksa melihat sikap Salamah yang kayak gini. Mata sembab, lemas, pucat. Mas tega lihat Salamah seperti ini" jelasnya dengan pelan, lembut, tulus

'astagfirullah Salamah rindu ini mas'

Batinku yang meratapi kesalahan, mas Al yang selalu sabar menghadapi ku  seperti orang yang tak waras. Meronta, menangis yang tak berujung, marah, benci jadi satu tapi mas Al tetap sabar.

'aku mencintaimu mas'

Akhh

Aku merasakan kesakitan di bagian perut bawahku , seperti ada yang menusuk perutku.

"Akhh , sakit mas" keluhku saat sakit menjalar  di perut bagian atasku

"Sakit mas" rintihku

"Mah, bentar yang kuat ma, aku panggilan umi" mas Al yang langsung keluar kamar memanggil umi di dapur.

Sedangkan aku masih merintih kesakitan dengan memegang perut bawahku.

'Akhh sakit mas'

Merintih  kesekian kalinya sampai mas Al dan umi datang.

Keadaanku?

Jangan tanyakan lagi, keadaan ku  sangat acak-acakan , hijab yang miring, baju yang kusut . Aku merengkuh kekanan.

"Astaghfirullah, mana yang sakit nduk?" Umi shock melihat keadaan ku.

Sedangkan mas Al merengkuh ku dengan mengucap istighfar di telinga ku.

"Astaghfirullahalazim"
"Astaghfirullahalazim"

Aku mengikutinya sedangkan umi menelfonkan bidan terdekat.

Mas Al masih tetap merengkuh ku, menggosok-gosok punggung ki, menuntut istighfar ku, berharap sakit di perutku agak hilang. Tapi nihil sama saja rasa seperti di tusuk masih terasa di badan lemasku.

"Salamahnya  Gus Kuwat , gak boleh lemah" motivasi yang di berikan mas Al dengan mengecup jemari lemas yang berada di tangan kanannya.

"Sakitt mas, astaghfirullah" ucapku yang lemas di pelukannya.

Tak selang beberapa lama bidan datang dengan umi di belakangnya. Ibu bidan memeriksa ku, tapi tangan dan rengkuhan masih menempel di badan mas Al.

"Maaf mbak boleh terlentang?"  Bu bidan permisi dan menginstruksikan untuk terlentang .

Aku terlentang tapi tanganku masih terpaut di jemari mas Al.

"Sakit mas" kataku dengan raut wajah menahan sakit.

"Astaghfirullahalazim, astaghfirullahalazim" mas Al tetap membisikan Kalimat ajaib itu.

"Astaghfirullah" ikutku dengan menahan sakit.

Saat Bu bidan memeriksaku dengan stetoskop yang melingkar di lehernya, selanjutnya memegang perut bawahku yang terasa sakit.

Akhh

Jeritku saat perutku di sentuh dan agak di tekan. Mas Al kaget. Tanpa sadar mas Al mencium keningku .

"Maaf mbak" minta maaf Bubidan.

Setalah di periksa perutku masih merasakan sakit seperti awal, tapi rasa tusukan itu mulai pudar saat mendapat suntikan dari bu bidan.

"Gimana Bu anak saya" tanya umi saat selesai menyuntikkan cairan di tubuh ku.

"Alhamdulillah Ndak papa Bu , cuma mbak Salamah banyak gerak dan kelelahan" jelas Bu bidan tersenyum manis .

"Saya sudah menyuntikkan obat pereda nyeri, dan sebentar lagi mbak Salamah akan merasa sedikit mengantuk, karena ada sedikit kadar pembius di dalam obat itu" jelasnya dengan menaruh stetoskop di tasnya.

"Oh ya Bu , ini obat nya, di minum setiap pagi sesudah makanya ya Bu"

"Iya Bu makasih, mari saya antar" kata umi dengan mengikuti Bu bidan keluar.

"Akhh" nyeri di perut ku mulai datang , dengan cepat tangan kekar mas Al mengusap perutku dengan pelan, sampai nyeriku hilang.

"Kamu jangan berfikiran aneh-aneh, mas ada disini untuk salamah, jadi Salamah yang kuat, kan salamah bidadarinya mas yang hebat" kata ajaib yang langsung membangkitkan semangat di hidup ku.

"Jadi sekarang salamah tidak ya , kelihatannya sudah mengantuk"

Aku mengangguk, memang rasanya kelopak mataku ingin tertutup dengan cepat , mungkin efek obat tadi di tambah lagi sentuhan halus dari mas Al membuatku cepat terlelap.

"Mas, maafin Salamah ya"  aku mendongak di hadapan wajahnya, dia tersenyum dan mengangguk.

"Ya, sekarang tidur ya, sini mas peluk" kata nya dengan merangkul tubuhku sampai tak ada jarak di antara kita.

Maaf baru up ya
Mohon vote dan komentarnya ya 😊💙

29'02'20

Dua Hati GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang