Sudah menjadi akhir dari drama panjang mu Tuhan:'(
****
Titik paling rapuh dimana suami yang dicintai, yang di sayangi akan menduakan meski di dalam agama di perbolehkan.
Sekarang aku duduk di tepi ranjang menatap Maryam yang wajahnya damai saat tidur. Entahlah aku harus senang atau berduka saat menghadapi situasi ini.
Di satu sisi aku senang ingin mempunyai anak meski bukan dari rahimku. Di sisi lain aku berduka saat gusku menyetujui permintaan maduku.
Aku mengusap perut buncit Maryam.
"Jaga baik-baik Abi sama umi ya nak, bunda mau pergi dulu"Cup
Satu kecupan mendarat di perut buncit Maryam. Entahlah saat aku memegang perut maryam dan merasakan getaran interaksi dari sang baby hatiku senang bahkan benci dan kecewa di hatiku seketika hilang.
Aku beranjak dari kasur dengan perlahan dan membereskan bajuku dari almari ke koper.
Sreeetttt
"Aku pergi, makasih buat segalanya,"aku tersenyum menatap kamar ini kamar pertama kali aku merasakan sentuhan nyaman dan kamar yang terakhir kali aku merasakan penderitaan.
Aku letakkan sepucuk surat di dalam selipan laptop yang biasanya mas alawy gunakan tiap malam.
"Aku pergi mas"
Menarik koper dan keluar kamar. Saat itu juga aku melihat umi yang santai di depan tv sendiri dan melirikku.
"Mau kemana ndok?" Tanya umi yang bingung saat aku membawa koper ku kemaren.
"Umi Salamah pergi dulu, salamah mau nenangin diri dulu" kataku yang berusaha tegar. Mungkin hati ku tak setegar seperti dahulu .
"Mau kemana nduk, berilah tau umi" umi membujukku.
"Ndak umi, Salamah ingin sendiri" jawabku dengan senyuman.
"Aku pergi mi, assalamualaikum" aku berpamitan, mencium dan memeluk umi.
Seketika umi histeris dalam tangisan dalam diam nya.
"Wallaikumsalam, jaga diri baik-baik ya ndok. Maaf kan Al ya" umi memegang bahuku. Aku hanya tersenyum meskipun harus turun air mataku.Aku pergi dari rumah itu, pergi jauh sampai orang tidak tau keberadaan ku.
*****
Alawy POV
Saat aku turun dari mobil dan membuka pintu rumah. Aku kaget melihat umi yang tersedu dalam diamnya.
"Assalamualaikum mi"umi tak menjawab dan terus tersedu-sedu.
"Umi kenapa?"
"Umi kok Nangis?" Tanya ku bingung dan khawatir.
"Salamah pergi le hiks hiks" jawab umi masih menangis.
"Apa? Salamah pergi? Umi GK bohong kan?" Aku kaget dan seketika tubuhku lemas.Istri ku, istri yang kucintai pergi.
Umi menggeleng pertanda bahwa Salamah benar-benar pergi.
"Astaghfirullah" aku luruh di bawah kaki umi. Aku mengacak rambut ku dan merasa laki-laki yang paling bodoh.
"Kenapa pergi mah hikshiks"
Aku segera bangkit dan mengendarai mobil ku dengan kecepatan tinggi. Aku pergi kerumah umi-abinya.
Toktok
"Assalamualaikum"
"Assalamualaikum"Berulang kali aku dalam dan kemudian di buka oleh uminya Salamah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritüelKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...