Hati terasa senang saat sang punjaga mengungkapkan isi hatinya.
~~~~~
Beberapa bulan lalu Melinda adik ipar ku berbicara dengan ku masalah calonnya. katanya sih calonnya seorang dosen di salah satu Universitas terkenal. Kalau nggak salah namanya Albi putra. Iya Albi putra namanya.
Tepat malam ini Melinda adik iparku di khitbah Albi putra yang berwatak tinggi, putih, dan berhidung mancung.
"Saya Albi putra ingin menjadikan putri ibuk Melinda jadi istri saya" ucap Albi dengan penuh keyakinan meminta izin kepada ibu mertuaku.
Senang, sedih dan haru bercampur jadi satu. Sudah waktunya teman kuliah ku di Kairo dan sekaligus adik iparku di persunting oleh lelaki baik
"Maaf sebelumnya umi mau bertanya?. Apakah nak Albi mengetahui keadaan Melinda?" Ucap umi ku untuk meyakinkan Albi agar tidak kecewa di akhir.
"Insyaallah Albi menerima itu mi, Albi akan menerima semua kekurangan melinda" albi menjawab dengan tegas.
"Apa pekerjaan mu" saut Abi dengan dingin. Memang Abi akan memilih-milih jodoh untuk anak putri nya satu ini agar tidak bernasip sama dengan ku.
"Alhamdulillah Albi sudah menjadi dosen di universitas"
"Boleh Abi meminta sesuatu" Abi melontar kan permintaan.
"Silahkan bi"
"Jika sudah menjadi istrimu, tolong jangan poligami dia, jika kau ingin poligami tolong antar anakku pulang kerumah" Abi berpesan kepada Albi. Benar mungkin Abi tidak mau Melinda seperti nasibku
"Insyaallah bi"
Berbagai pertanyaan sudah di tanyakan. Kini tinggal Melinda orang yang paling mengerti keadaanku akan menjawab.
"Bagaimana Melinda bersediakan menjadi istri ku" ucap Albi mengulang.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya bersedia" jawaban Melinda membuat Albi tersenyum senang sekaligus malu.
"Ingin mahar apa?" Tanya bunda Albi menimbrung.
"Melinda ingin mahar gaji pertama mas Albi saat pertama kali berkerja dan seperangkat alat sholat saja" jawab Melinda.
"Tapi gaji pertama ku hanya 100.000 apakah kau mau"
"Ndak papa mas . Melinda mau"jawab Melinda dengan penuh keyakinan.
"Baiklah mas sanggupi permintaan mu".
Berbicara satu kata ke kata lain sudah terjadi. Kini hari pernikahan Melinda di terapkan pada bulan depan. Di masjid dimana pondok keluarga.
*******
"Cieee yang di khitbah orang, bentar lagi udah jadi milik orang nih" gurauku saat Melinda duduk di sofa dengan tv ya g menyala.
"Hehehe Mbak bisa Ajah"
"Bentar lagi mbak di tinggal nih, dek bentar lagi buklek mu Ndak sama kita lagi dek. Dia udah di ambil paklek Albi nih" ucapku bercanda sambil menyampaikan sesuatu dengan anakku.
"Hehehe Ndak papa ya dek, entar bulek yang pertama gendong kamu deh" jawab Melinda bergurau dengan anakku.
"Ok bulek, adek tunggu"
"Asiaapp sayang" Melinda yang bergurau dengan menyium perutku beberapa kali.
Saat senang-senangnya aku mengapa harus ada serpihan kaca menancap di hati ku.
"Dek, mas pergi ke bidan dulu, mau nganter Maryam periksa kandungan" pamit mas al dengan menggandeng erat tangan Maryam.
"Iya mas" ucapku dengan sedikit ada penekanan batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...