Anugrah adalah keberuntungan yang tak bisa di tentukan 🎈
~~~~
Morn,08.30
Tintin
Klakson ku pencet saat sudah di depan gerbang rumah . Terlihat dari dalam ada seorang wanita yang memakai gamis yang berwarna dusty pink senada dengan Khimarnya, sungguh cantik.
"Assalamu'alaikum bidadari" senyum semringah ku tampakan. Ya senyum ini hanya palsu karena mengingat kejadian kemaren dengan Maryam.
"Wallaikumsalam mas" mencium tangan ku saat pulang dan pergi dari rumah adalah sudah kewajiban bagi Salamah.
Akhlak baik, ilmu agamanya yang tinggi, selalu tersenyum meski kecewa ,dan semoga Salamah mengerti keadaanku suatu saat nanti.
"Kok pulangnya agak siang mas" ucapnya bergelayut manja di lengan ku.
Eh manja?, Tunggu sejak kapan Salamah manja. Tak seperti biasanya dia manja sekali seperti ini.
"Iyh tadi ada meeting tentang penambahan buku di pondok" ucapku yang meletakkan tas tanpa menggangu gelayutan manja istriku.
'maaf, mas kemarin di rumah Maryam ' kata hati yang ingin berbicara.
"Eh iya, istriku cantik ini masak apa? Udah lapar nih cacing di perut" kata ku sambil mengusap perut yang bersuara.
"Hmm, maaf mas. Salamah Ndak masak, soalnya dari kemaren Salamah Ndak enak badan dan mual" tundukkan kepalanya menyimpulkan bahwa dia sangat kecewa dengan perlakuannya dan sangat sedih.
"Adek sakit?, Kalau adek sakit kenapa nggak kabarin mas?" Khawatir ku dengan meneliti setiap wajah Salamah.
"Endak mas, cuma mual dan agak pusing saja" jawabnya enteng
"Yakin, gk mau ke dokter?" Ucapku dan di gelengi kepala oleh Salamah yang tandanya tidak mau.
"Kalau gitu mas delivery Ajah ya, adek mau makan apa?" Tawarku yang sudah memesan di menu online.
"Salamah pingin rendang mas. Yang pedes ya" matanya yang berbinar menandakan dia sangat ingin makanan itu.
"Iyh, mas pesenin bentar lagi juga sampai, tunggu ya, mas mau mandi dulu" tenang ku.
Ingin beranjak dari kasur, tanganku di tahan Salamah, entah kenapa istriku ini, sejak tadi aneh sekali tingkahnya.
"Mas, Salamah pengen peluk mas!" Ucapnya dengan sedikit nada manja.
Kudekap tubuhnya dan kuelus pucuk kepalanya dengan kasih sayang.
"Kan mas belum mandi, baunya asem dek" tetap dengan posisi tadi.
"Enggak Pokoknya mas di sini saja, adek pingin di peluk,dari kemaren mas sibuk Mulu" katanya, eh itu bukan kata melainkan curhatannya.
"Iyh-iyh, maaf, mas kan banyak kerjaan" ku elus pucuk kepalanya dan ku kecup.
"Masak sibuk kok terus, istrinya nggak di perhatiin" keluhnya yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Maaf dek, iyh janji Minggu depan mas cuti buat nemenin adek."
"Hikshikshiks"
"Loh kenapa nangis? Maaf kan mas dek, kan mas lagi cari uang buat keluarga kita, buat ngebahagiain adek" ucap ku dan ku tepis semua air matanya.
Kudekap makin erat tubuh nya dan ku tenangkan. Salamah mungkin sudah nyaman di dada bidang ku sampai dia tak mau melepaskan pelukanku.
Huek huek
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...