Kalam indah tuhan yang tidak dapat kita rubah tapi dapat merubah kehidupan kita 'al-quran'
*******
Malam yang dingin. Angin yang menyeruak ke tubuh menimbulkan rasa dingin yang membuat setiap urat dan darah menggigil.
Bukan menggigil hanya Karena angin saja, tapi menggigil karena hari ini ada hafalan yang harus dituntaskan. Rasa Canggung masih ada di fikiran ku, bukan pertama kali aku menghafal juz ini tapi entah hati ini terasa risau akan tidak lulus hafalan ini.
"Mbak gimana sudah siap hafalannya" tanya Rara yg sedikit mencolek pinggang ku.
"Ishh Rara. Mbak ini masih deg-degan tau" ucapku yang menunduk gemetar.
"Tenang Mbk rilex-rilex"tuntun Rara agar keteganganku sedikit hilang.
Tak lama ustadz memanggil namaku untuk memulai hafalan, memang ustadz yang menyimakku adalah adik Abah ku, lebih tepatnya dia pak lek ku. ia juga mengajar di ponpes abahku,
"Salamah!"panggil paklek ku eh ralat tapi ustadz."Na'am ustadz" aku menunduk saat berjalan menuju tempat hafalan celak hitam yang menggores di bawah mataku menambah kesan anggun.
"Wah, ponakan pak lek hafalan, kalau nggak hafal rugi masak anak kiyai nggak hafal" kata pak lek ku yang agak bercanda dengan ku.
Hufftt kembali lagi ku di sangkut paut kan dengan Abah ku. Apa salahnya anak kiyai nggak hafal ?, semua orang juga sudah di berikan takdir masing-masing, ada anak kiyai yang tidak hafal Qur'an dan ada juga anak tukang becak pintar menghafal Al-Qur'an sampai khatam. Ini rahasia Tuhan!
Kejadian ini yang membuatku jengkel aku selalu di bandingkan dengan Abah ku.
"Ishh pak lek mah selalu gitu" ucapku sedikit cemberut.
"Hehe iya-iya bercanda, ya sudah ayo hafalan" pak lek memerintahkan untuk membaca Kalam Allah yang mengubah nasib setiap hambanya.
Aku baca satu persatu ayat dengan hati-hati dan Alhamdulillah aku hafal semua. kembali ejekan pak lek membuatku menekuk wajahku kembali.
"Udah pintar, kan gini hafal kalau nggak hafal rugi mah" selalu begitu,
"Pak lek mah selalu"Setelah aku, panggilan untuk Rara menghafal kedepan . Aku beri semangat dia agar tidak putus asa dan gemetaran, karena jika gemetaran bisa-bisa hafalan yang aku simak tadi hilang semua didepan ustadz.
"Rara"
"Tuh kamu di panggil, semangat Ra, jangan gerogi. Pak lek ku nggak jahat kok hehehe" canda ku agar Susana kembali netral.
"Iya Mbk. Doakan agar lulus juz ini mbak. bismillahirrahmanirrahim"
Dengan merapikan gamisnya Rara tampak menyembunyikan kecanggungan itu,terlihat dari wajah Rara yang menyimpan ketegangannya."Ayo nduk hafalan"
"Enggeh pak ustadz"
Sama seperti aku Rara dengan lancar menghafal beserta artinya, bertapa senangnya saat hafalan kita lancar dan hafalannya nggak hilang saat gerogi.
"Alhamdulillah Mbk, Rara bisa, makasih mbak sudah mau bantu Rara" ucap Rara dengan senang dan memelukku dengan air mata yg hampir jatuh dari netranya. Memang 1 juz belum seberapa tapi buat kita sudah pencapaian yang luar biasa.
"Iya Ra. Alhamdulillah, Mbak juga ikut senang, tak sia-sia Mbak menyimak hafalan kamu hehe".
Jam terus berputar dengan cepat. sesudah melakukan aktivitas seperti biasa, aku dan Rara kembali ke asrama untuk berberes dan menghafal kalam-kalam indah tuhan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
SpiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...