Kebahagiaan adalah hak semua insan sekali itu hanya sedetik 🍃
******
Setelah melihat bioskop, tak pernah di pungkiri keromantisan mas alawy. Di saat aku lelah berjalan ia selalu menggandeng ku dengan di seringai canda tawa. Momen seperti ini yang ku dambakan.
Sedangkan Rara pamit duluan karena ia sudah di telfon keluarganya untuk semakan di rumah kakeknya.
"Capek?" Tanyanya saat nafasku sedikit ngos-ngosan dan keringat membanjiri pelipis ku.
Aku hanya mengangguk.
"Kamu tadi sore belum makan kan? Sekarang ayo kita makan kasihan junior ku nanti kelaparan" katanya dengan mengelus perut buncitku.
Pasang Mata semua tertuju kepada ku. Entah aku harus bersikap malu atau bahagia. Pasalnya banyak mata yang menatap ku saat mas alawy jongkok mensejajarkan dengan perutku. Atau bahagia karena keromantisanya.
"Makan dulu ya dek, jangan nakal di perut bunda" ia mengelus perut ku dan mencium nya sekilas.
'hemm, semoga selalu seperti ini' harapanku di sela seulas senyum.
"Ayo bun, makan di restauran itu" tunjuknya kepada salah satu restauran khas makanan Indonesia.
Bun? Apakah aku tak salah mendengar itu. Itukah panggilan untuk anak ku besok kepada. Huffftt rasanya hatiku ngefly.
"Apa mas? Ndak salah dengar aku?" Ulang ku saat dia sibuk menggandeng ku ke restoran.
"Salah apa?" Bingung.
"Yang tadi? Aku dipanggil bunda?" Kataku yang ingin mendengar jawabannya.
"Iyh lah, masak kalau ank kita lahir dia manggil kamu dek, kan GK enak. Ya udah di biasain manggilnya bunda"
Huffftt . Jago sekali kalau membuat ku terbang. Ingin ku berteriak 'aku sayang kamu' tapi nggak mungkin juga ini kan swalayan.
"Ya udah ntar di bahas, sekarang kamu duduk dan mau mesen apa?" Tawarnya dengan sedikit centil.
"Mau nasi goreng mas, tapi yang level atas" ucapku tak main-main.
"Ishh ndak-ndak, kasihan baby kita, masak harus makan yang pedas-pedas, nasi goreng yang biasah ajah ya" penolakannya dengan sedikit marah dan membujuk.
"Ndak mau mas" aku merajuk
"Ya Bun, yang biasah ya"
"Ndak ya Ndak, aku mau yang level atas, Hikss" kataku sedikit menahan tangis.
Entah sekarang aku sering sekali menangis dan emosi naik turun. Mungkin bawaan bayi.
"Iyh-iyh nasi goreng level atas,minumnya apa Bun?" jawabnya sedikit mengalah.
"Aku mau green tea aja deh"
"Iyh deh, mas nasi goreng level atas 1 sama biasah satu dan minumannya green tea 2" mas alawy memesan. Entah hatiku senang sekali melihat aku dan mas alawy seperti ini.
"Iyh mas, di tunggu ya"
Pelayanan itu pergi meninggalkan kita dan menaruh bon pesanan kita kepada chef yang ada di dapur."Bun, yakin mau makan nasi goreng itu?" Pertanyaan yang membuat ku sedikit tertawa sedangkan mukanya sudah melihatkan kekhawatiran.
"Iyh Abi, bunda makan, tapi satu sendok. Yang lainnya Abi yang makan" ucapku dengan santainya.
"Apa? GK salah Bun? Kan Abi GK suka pedas?" Mukanya seperti memohon tidak memakan nasi goreng itu.
"Hikss,hiksss. Abi gitu ya kalau sama Salamah, kalau Maryam ajah pasti di turuti" huffftt aku mengungkit masalah tentang ngidam Salamah.
"Iyh, Abi turutin" jawab nya memelas.
15 menit berlalu. Di 15 menit itu kita selalu tertawa, entah karena mbak-mbak pelayanan yang nabrak meja akibat melihat kita, sampai mas alawy menggoda ku seperti dulu lagi.
"Maaf mas ini pesanannya, nasi goreng level atas dengan yang biasah dan green tea nya dua" ucap pelayanan itu dengan menaruh makanan di hadapan kita.
"Iyh mas"
"Permisi" pelayanan itu melenggang saat nya kita makan.
Aku melihat mas alawy yang kaget saat melihat nasi goreng ku yang berbau pedas sekali. Aku mencicipi satu suap.
"Nih aku udah makan , sekarang tinggal Abi. Aku makan nasi goreng punya Abi ya"ucapku dengan menukar porsi nasi goreng.
"Bun" ucapnya dengan memohon.
"Abi " balasku dengan memelas.
"Bunda siupin deh, nanti yang ini di Bungkus" putusku dengan membungkus satu porsi nasi goreng milik mas alawy.
Aku mulai menyuapi. Terlihat ketidak sukaanya kepada pedas. Baru dua sendok mas alawy udah mau muntah.dan terakhir suapan ke tiga ia memohon untuk berhenti memakan.
Aku tak tega, ku akhiri suapanku dan porsi nasi goreng masih banyak. Kuputuskan untuk dibungkus saja karena mubazir.
"Bun pulang yok, perutku udah GK enak nih" rengekannya dengan sedikit menahan pedas.
"Iyh ayo"
Kita membayar dan sesudahnya melenggang pulang, sudah di depan pintu. Tak lupa aku membawakan titipan umi.
"Assalamualaikum"
"Wallaikumsalam" umi yang membuka pintu.
"Maryam kemana umi?"tanya mas alawy.
"Udah tidur kayaknya" jawab dengan santai.
"Mi ini pesanan umi" ku berikan sekantong bungkusan dengan kardus di dalamnya berisi ayam pesanan umi.
"Makasih, untung GK lupa"
Saat ku berbincang mas alawy pamit ke kamar duluan. Karena Maryam udah tidur jadi ya mas alawy tidur dengan ku.
"Mi aku kemar dulu ya" pamitnya dan langsung melenggang kek kamar.
"Ya udah aku kekamar juga ya mi, kasihan mas alawy sendiri" pamit ku juga.
Sudah di depan kamar ku buka knop pintu dan menampakkan wajah mas alawy yang sedang tertidur. Ku bergabung di sampingnya.
"Maaf kan Salamah ya mas. Itu tadi kemauan anak kita" ucapku tak tega melihatnya. Ku sugar rambut lurus nya ke atas dan sesekali ku elus pipinya.
Tidurnya terusik, saat ia membuka matanya ia mengeluh kalau perutnya sakit.
"Bun, sakit" ucapnya dengan sedikit manja. Huffftt sudah lama ku tak melihat mas alawy semanja ini.
"Hemmm maaf mas. Itu tadi baby yang minta" ucapku merasa bersalah.
"Salamah ambilin minyak dulu ya" aku mengambil minyak kayu putih dengan bau khasnya itu. Ku laburkan ke suluruh bagian perut mas alawy
"Udah Bun , panas" keluhnya
"Iyh-iyh, ini sudah selesai" jawabku dan berbaring di sampingnya.
"Bun!" Rengeknya lagi
"Iyh Abi. Manja ya Sekarang" goda ku dengan senyuman termanis.
"Hehehe, sini peluk. Dan elus-elus pipi abi, biar bisa tidur" ucapnya dengan menarikku di dalam dekapanya
"Iyh-iyh, udah sekarang tidur"
Cup
"Selamat tidur" satu kecupan mendarat di bibir nya. Pasti sekarang dia tersenyum bahagia meski sakit.
Cup
"Selamat tidur juga sayang" di balasnya kecupan itu dan tak perlu waktu lama kita sudah menyampai ke pulau kapuk.
Syukron udah mau baca 😘
Jan lupa vote dan follow ya gratis koc.
Maaf part ini fell nya GK dapet.
Semoga enjoy.💕
5'7'19
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati GUS
EspiritualKeegoisan yang terdapat pada diri seorang Gus yang tidak bisa memilih antara istri pertama dan kedua. Menurutnya ia adil tapi yang dirasakan oleh istri pertama malah sebaliknya. Selamat membaca ❤️ Cerita ini hanya fiktif/hayalan dan benar - benar t...