Maryam ⚡

6.7K 338 3
                                    


Kata indah tak menjamin masa depan yang indah pula🌷

                                      ~~~

18+

Apa ini konsekuensinya jadi istri kedua?
Selalu di lupakan dan selalu menjadi yang nomor dua.

Maryam adalah namaku. Tak ku sangka aku bisa menjadi istri kedua dari Alawy. Hari itu hari yang mungkin hari penderitaan bagi Al tapi bagiku hari yang menggembirakan bagi ku karena hari pertama ku menyandang status istri.

Mulai dari awal pernikahan. Sikap Mas Al kepada ku acuh. Aku tau posisiku ini akan menghancurkan rumah tangganya dengan Salamah.

Tapi tak seharusnya aku di perlakukan seperti ini,toh kita sama-sama istri. Meskipun aku menjadi istri kedua.

'Hufftt, sudah lima hari mas tidak pulang'
Gumam ku saat mengaduk teh hangat di dapur.

Tidak adil sekali jika memikir itu, tapi aku tau posisiku ini siapa? Cuma istri kedua.

AKu beranjak dari pantry dapur dan pergi ke sofa berwarna cream dan karpet tebal loreng hitam silver.

Tiktok, dan suara jam dinding menemani sunyi rumah ini.

Tok tok

Ku letakkan tea cup ku dan berlari menuju asal suara itu.

"Assalamu'alaikum mas al." Salam ku ke Mas Al, iyh tau seharusnya salam itu di ucapkan mas al. tapi ku lihat hati dan suasana mas Al yang sedang kacau.  Ya sudahlah biarkan.

Dia menatapku lekat dan dia juga tidak menjawab salam juga.

Saat ku menyodorkan tangan. Mas Al langsung menggeretku dengan kasar.

Mas Al? Bukan ini bukan mas Al. Dia tidak suka mas al kepada seseorang dia tidak akan Sekasar ini apalagi dengan wanita.

"Ouh, mas lepasin sakit!" Rintihku saat dengan kasar mas Al menggeretku.

"Mas! Lepasin hiks hiks" saking sakitnya aku menangis, tapi Mas Al tidak menghiraukan, dia tetap menggeret dengan kasar dan ini lebih kasar.

"Mas, hikshiks"

Saat di depan pintu kamar kita, dia membuka pintu dengan kasar dan menutupnya dengan keras.

Blakk

Di masih menggeret ku sampai aku di hempaskan di kasur dengan kasar.

Tanpa aba-aba dia menjamah tubuhku tanpa permisi, ku menangis tersedu-sedu.

"Ahh, sakit mas" kata itu keluar saat dia menjambak hijab beserta rambut ku.

Di tidak bergeming,malah dengan brutal dia menjamah tubuhku. tubuh ku rasanya sakit sekali.

"Mas, hikshiks" aku terus menangis saat mas al kesetanan seperti itu sampai adegan itu berakhir.

"Hikshikshiks" telah hilang mahkotaku yang selama ini aku jaga, memang telah di renggut suami sendiri.tapi kenapa harus dengan kasar dan tidak adanya kelembutan.

Badanku yang lemas langsung ambruk di samping Mas Al yang sedang tertidur.

****

Al POV

Sorot pagi sudah menampakkan. Subuh tadi ku sudah bangun dan betapa kagetnya ku bangun tanpa busana atas. Sedangkan Maryam memakai gamis yang acak-acakan.

Ada apa ini? Aku bingung.

Masa bodo ku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri ku lihat Maryam yang masih tertidur pulas. Iya pulas sekali sampai terlihat wajah yang sangat lelah.

Eits! Tapi kenapa di seperti menangis?.

Entahlah, ku bangunkan maryam untuk melaksanakan sholat subuh.

Sebencinya aku tidak akan benci untuk mengajak sholat berjamaah.

"Maryam bangun, sudah subuh"

"Eughh" lenguhan bangun tidur terdengar, untung Maryam kalau tidur mudah di bangunin jadi ya tidak perlu mengeluarkan tenaga.

"Bangun, mandi sana sudah subuh. Ayo kita jamaah" suruh ku yang di angguki maryam

MARYAM POV

"Bangun, mandi sana sudah subuh. Ayo kita jamaah" suruh nya yang ku angguki.

Apa? Mas al perhatian dengan ku. Pipiku seketika merona merah. Meskipun kecil itu sangat membuatku bahagia.

Tapi masalah malam kelam itu masih menjadi setan gelap di pikiran ku.

"Ahh." saat ku ingin beranjak dari kasur. Rasa perih dan sakit kurasakan.

'aku harus kuat, aku tidak boleh manja'

Sekali lagi ku ingin beranjak dari kasur rasa itu masih ada. Sampai Mas Al yang sudah berwudhu dan memakai kokoh menghampiri ku.

"Kenapa?, Dari tadi belum mandi" ucap heran mas al.

Apa? Memang dia tak sadar dia yang membuat ku seperti ini. Apa memang dia tak menganggap ku.

"Hikshikshiks" nangis saja yang ku bisa.

"Kenapa nangis?" Dia tetap seperti orang linglung dan tak ingat apa-apa.

"Hikshikshiks, mas nggak sadar semalem?" Ucapku dengan menangis, dia Hanya mengangkat satu alisnya. Yang berarti dia tidak mengerti.

"Mas! Semalam mas sudah merenggut mahkota ku yang ku jaga, dan dengan mudahnya mas merenggut nya dengan brutal dan tanpa ada sedikit kasih sayang, hikshikshiks" tangisku semakin sedu.

Memang tidak salah Mas Al mengambil mahkotaku, tapi kenapa dengan cara yang kasar dan tanpa kesadaran. Aku tidak iklas di perlakukan seperti budak.

"Astagfirullah" mas Al mengusap wajah kasarnya saat mengingat kejadian semalam di resto dan melihat keadaanku.

"Maaf kan aku" dia memelukku dengan wajah bersalah

Syukron katsiran udah mau baca
Maaf agak vulgar.
Jangan lupa vote dan komentar ya readers❤
Maaf juga kalau WP ku tak sebagus lainnya.tapi apa salah berkarya.

💕
01-05-2019

Dua Hati GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang