16

9.8K 374 0
                                    

HAIII WELCOME TO PART 16💜

JANGAN BOSEN YAW><

ENJOYYY  SAYANGQUE

HAPPY READING TOMODACHI TERCINTAH💋

M a s  C a p t a i n

20.00 WIB

Malam ini, Arkan dan Iona akan pulang. Karena besok Iona sudah mulai masuk kuliah.

Dan sekarang mereka tengah berpamitan pada keluarga. Sesudahnya, Iona menghampiri Nabila yang sedang menidurkan Hasya di kamar untuk berpamitan.

Tok..tok..

Iona mengetuk pintu kamar Nabila yang sedikit terbuka.

Nabila membuka pintu dengan lebar.

Iona tersenyum, "Iona pamit pulang kak"

Nabila mengangguk seraya tersenyum.

"Hati-hati ya, lain kali main ke Palembang." Ucap Nabila.

"Iya InsyaAllah kak. Oh iya, Nia kemana ya kak?"

"Nia kayaknya ada di taman deh" Ucap Nabila.

"Kalo gitu Iona mau pamitan dulu sama Nia,"

Nabila mengangguk.

Iona melenggang ke taman untuk berpamitan pada Nia. Walaupun Nia kurang menyukainya, namun Iona masih menjunjung tinggi kesopanan antar keluarga.

Netra Iona menangkap Nia yang sedang duduk di kursi dengan posisi membelakanginya, Iona pun melangkahkan kaki untuk mendekat.

"Bang Arkan dateng sama istrinya."

Spontan, langkah kaki Iona terhenti. Ia diam di tempat. Mendengarkan Nia yang sedang menelpon.

"Istrinya bang Arkan biasa aja, aku gak terlalu suka sama dia. Aku malah berharap banget kak Sharon yang jadi istri bang Arkan bukan si Iona itu! Sumpah ya kak, dia tuh gak pantes banget!"

"Ohh jadi itu alasan Nia gak suka sama gue. Dia lebih ngedukung pak Arkan sama ceweknya." Iona menggeleng cepat. "Anjir! Amit-amit semoga itu bukan ceweknya. Mantan mungkin?" Iona mengendikkan bahu.

"Ya gak cocok aja gitu kak. Malahan nih ya, bang Arkan cuek banget sama dia. Kek gak dianggap gitu sebagai istri hahaha aku sih nyesek digituin."

Mendengar kata nyesek. Iona jadi ikutan nyesek.

"Benar apa yang dibilang Nia. Pak Arkan cuek dan kayak gak menganggap kalau gue itu istrinya. Apa bener ya? YaAllah gini amat hidup hamba." Iona menjadi overthinking.

"Hahahaha bener bener, paling juga dia cuma mau duit nya bang Arkan doang. Secara bang Arkan pilot, uangnya banyak gimana gak tergiur coba. Dasar Iona cewek matre!"

Iona melotot menatap punggung Nia dengan tajam. Bisa-bisanya Nia bilang dirinya cewek matre. Iona menikah dengan Arkan pun terpaksa demi orangtuanya. Bukan karena uang. Melainkan karena berbakti.

"Seandainya dia adek gue, udah gue lelepin ke laut! Seenaknya kalo ngomong gak sesuai fakta!"

Mata Iona berkaca-kaca. Ia jadi sedih karena di satu sisi ucapan Nia ada benarnya, dan di sisi lain harga dirinya terinjak-injak.

Mas Captain! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang