41

9.5K 354 5
                                    

HAIII WELCOME TO PART 41🤓

TERIMA KASIH ATAS  SUPPORT KALIAN💚

HAPPY READING❤

M a s   C a p t a i n

-07.30 wib

Arkan membuka pintu kamar lalu menghampiri Iona yang terlelap masih mengenakan mukena.

"Iona" Ucap Arkan.

Iona tidak merespon.

Arkan mengerutkan dahinya, "Iona bangun. Kamu gak kuliah?"

Iona tetap tidak merespon.

Arkan kemudian duduk di tepi ranjang, tangannya terangkat untuk mengguncang pundak Iona.

"Iona" Ucap Arkan lembut

"Engh" Lirih Iona sembari menggeliat. Iona kemudian membuka matanya.

"Kamu gak kuliah?"

"Kuliah kok" Ucap Iona dengan lemas sembari mengubah posisinya menjadi duduk di kasur.

"Yaudah cepat siap-siap." Ucap Arkan.

"Sshh! Pak, ini lagi gempa ya?" Ucap Iona sembari memegangi kepalanya.

Arkan mengerutkan dahinya. "Enggak"

"Tapi kok saya pusing sih, Pak?" Ucap Iona.

"Kamu sakit?" Ucap Arkan lalu menempelkan punggung tangannya di dahi sang istri. "Hangat." Lanjutnya.

"Saya gak sakit, Pak. Cuma rada pusing aja." Ucap Iona.

Iona kemudian mendekat ke Arkan lalu memeluk tubuh Arkan.

Arkan menatap Iona dengan heran.

"Boleh peluk gak, Pak?"

"Kamu udah meluk."

"Oh iya hehe" Gumam Iona sembari terkekeh lalu memejamkan matanya sejenak di dada Arkan.

"Kamu kenapa?" Ucap Arkan. Tangannya perlahan membalas pelukan Iona.

Iona membuka matanya. "Cuma meriang, Pak." Ucapnya.

"Lepas dulu pelukan kamu." Ucap Arkan.

Iona mengerutkan dahinya, "dih kenapa?" Gumamnya.

"Saya mau ambil minyak kayu putih." Ucap Arkan.

"Gausah. Maksud saya, meriang itu merindukan kasih sayang." Ucap Iona sembari mendongak menatap Arkan dengan senyuman.

Arkan menunduk menatap Iona kemudian menghela napasnya.

"Udah ah, ngegombalin Pak Arkan mah serasa ngegombalin tembok. Di kacangin mulu" Protes Iona lalu melepaskan pelukannya.

Iona kemudian turun dari ranjang lalu beranjak ke kamar mandi.

Arkan mengulum senyum kecil melihat ekspresi kesal Iona.

Mas Captain! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang