53

8K 334 6
                                    

HAII HAIII WELCOME TO PART 53💜

HAPPY READING😍

M a s   C a p t a i n

-06.30 wib

Sarapan kali ini terasa sunyi. Iona dan Arkan tidak saling membuka obrolan sedari tadi. Arkan melirik Iona yang makan sambil menundukkan kepalanya. Apa istrinya itu tidak pegal?

Sedangkan Iona, menghela napasnya melihat makanan miliknya masih banyak. Dirinya sedang tidak mood untuk makan.

ELAH! KENAPA BELOM ABIS-ABIS SIH MAKANANNYA!

Arkan meneguk air kemudian beranjak dari duduknya menuju dapur.

Iona melirik Arkan sekilas dan kembali tak peduli. Beberapa menit berlalu, Iona kembali melirik Arkan yang berjalan menghampirinya dengan segelas susu ditangannya.

Arkan duduk di kursi samping Iona, menaruh gelas ke meja lalu menatap Iona.

"Mau saya suapin?" Tawar Arkan saat melihat makanan Iona masih banyak.

Iona menggelengkan kepalanya malas.

Tangan Arkan terangkat mengusap kepala Iona. "Kamu boleh marah, tapi pikirin juga anak kita."

Sebenarnya Arkan ingin sekali menjelaskan, namun pria itu tidak mau memperkeruh keadaan, terlebih lagi ini masih pagi.

"Saya suapin, ya?"

"Saya masih punya tangan, gak butuh disuapin." Ucap Iona datar.

Arkan terdiam saat Iona berbicara sangat datar. Apalagi kini istrinya itu kembali menggunakan kata 'saya' ketika berbicara padanya.

Jujur, Arkan rindu cerewetnya Iona.

"Yaudah dimakan, habis itu minum susunya dan saya anter ke kantor."

Iona tidak menjawab, memilih fokus pada makanannya.

-Kantor

Seperti biasa, mobil Arkan berhenti didepan kantor. Iona membuka seatbeltnya lalu turun dari sana tanpa berkata sepatah katapun.

Arkan menghela napasnya dan dengan cepat membuka seatbelt lalu turun. Dengan gesit, Arkan menyamakan langkahnya dengan Iona, lalu menggenggam tangan istrinya itu.

Iona menoleh terkejut menatap Arkan disampingnya. Karena lagi malas berbicara, Iona melepaskan paksa tangannya dari genggaman Arkan.

Arkan mengerutkan dahinya mendapati penolakan dari Iona. Tapi, pria itu tak mau menyerah, kini tangan kanannya merangkul pundak Iona lalu menariknya agar lebih dekat. Para karyawan dan karyawati menatap keduanya dengan berbagai macam tatapan. Ada yang iri, heran, aneh dll.

"Jangan jauh-jauh dari saya." Kata Arkan.

Iona memutar bola matanya malas. Tangan Iona terangkat, mengambil tangan suaminya itu lalu menyingkirkannya dari pundaknya.

"Jaga jarak. Corona." Ucap Iona tak berekspresi.

Arkan mengangkat kedua alisnya. Sementara Iona, mendahului Arkan menuju lift, memencet tombol dan menunggu.

Ting!

Lift terbuka, Arkan berlari kecil menghampiri Iona lalu mereka masuk beriringan.

HENING.

Arkan melirik Iona. "Masih marah?"

Iona kembali memutar bola matanya dengan malas. MENURUT LO?!

Mas Captain! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang