52

7.5K 343 14
                                    

HAII WELCOME TO PART 52💅

HAPPY READING❤

M a s   C a p t a i n

"Mohon maaf bisa dilepas? Kamu kalo masih mau disebut manusia jangan nempel kayak ulet bulu, ya!" Ucap Iona dengan tatapan tajamnya.

Sharon segera melepaskan cekalan
nya saat Iona berkata seperti itu.

"Maaf Iona." Sharon tersenyum kecil.

Iona terdiam, menelisik wajah Sharon yang nampak sedikit pucat, namun ia segera mengabaikannya.

"Ar, please.." Ucap Sharon dengan wajah memohon.

Sikap dingin Arkan membuat Sharon sedih. Tapi tak salah bukan, Arkan bersikap seperti itu kepada orang yang sudah menghianati kepercayaannya?

Iona memutar bola matanya jengah, "lo gak denger apa yang barusan suami gue bilang?"

"Seben--akh!" Rintih Sharon sambil memegangi perutnya.

Arkan dan Iona menatap Sharon bingung, saat wanita itu kesakitan. Menyadari jika itu adalah salah satu akting Shaiton untuk menarik belas kasihan Arkan, Iona mendesah kasar.

"Drama queen banget sih!" Gumam Iona.

Sharon meneguk salivanya mencoba menahan rasa sakit diperutnya. "Ar...sebentar aja."

Arkan melirik Iona membuat sang istri meliriknya juga.

"Oke. Kalo lo mau ngomong sama suami gue, directly dihadapan gue juga." Iona menjawab ucapan Sharon.

[ Directly artinya secara langsung ]

Sharon menghela napas, menetralisir sakit di perutnya yang seperti ditusuk-tusuk. Ia kemudian tersenyum kecil.

"Jadi gini, aku mau---akh!" Wajah pucat Sharon terlihat begitu tersiksa. Wanita itu memegangi perut bagian kirinya.

Iona mendengus, bersedekap dada menatap Sharon si drama queen didepannya dengan malas. "Ngulur waktu." Gumamnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Arkan kepada Sharon.

Iona diam menatap Sharon yang nampak kesakitan.

"Akh---lambung aku..sakit--"

Ucapan Sharon tersendat saat tiba-tiba wanita itu terjatuh dengan kondisi setengah sadar, wajahnya terlihat menahan sakit. Iona dan Arkan terbelalak melihat itu.

Iona tiba-tiba melihat Arkan menghampiri Sharon, menempatkan kepala wanita itu di pahanya lalu menepuk-nepuk pelan pipi wanita itu.

"Sharon.."

"Ar...sakit.." Lirih Sharon.

Iona terdiam, dan segera mengalihkan pandangannya. Terbesit perasaan 'cemburu' menyerang dirinya saat melihat betapa cemasnya Arkan terhadap kondisi Sharon saat ini.

"Iona, ambil kunci mobil dikantong saya terus buka pintu." Perintah Arkan. Pria itu masih sibuk menepuk-nepuk pipi Sharon agar tetap sadar.

Iona tak menyahut, masih sibuk dengan pikirannya.

"Iona, sudah dibuka pintunya belum?" Arkan menolehkan kepalanya menatap Iona saat sang istri tidak menyahut.

"IONA!"

Iona tersentak kala mendapati bentakan dari Arkan yang kini menatapnya dengan tajam.

"K-kenapa?" Tanya Iona terbata.

Mas Captain! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang