54

8.1K 377 9
                                    

HAII WELCOME TO PART 54

HAPPY READING❤

JANGAN LUPA PENCET BINTANG🌟

M a s    C a p t a i n

Arkan dengan santai tanpa beban berjalan sambil terus menggenggam tangan Iona menuju suatu tempat.

"Ini mau kemana sih?!"

"Ikut aja."

Iona mendengus, matanya melirik beberapa karyawati yang tengah menatapnya sinis. Tanpa Iona sadari, para karyawati langsung memulai pergibahan. Tentunya secara diam-diam.

"Gue heran, tuh anak magang kok sering berurusan mulu sama Pak Arkan ya? Ngapain coba dia."

"Genit kali dia. Suka ngegodain Pak Arkan. Cantik kagak, cantikan juga gue."

"Tau gak resep gue liatnya."

"Geli ples jyjyq, keliatan murahan banget gak sih?"

"Jalang bertebaran dimana-mana oops!"

Iona menghela napasnya, sudah pasti dirinya jadi bahan omongan ini mah.

Tak berlangsung lama, mereka sampai di depan sebuah ruangan.

Iona menghentikan langkahnya membuat Arkan ikut berhenti. Melepaskan tangannya sambil menatap Arkan bingung.

"Ini mau ngapain ke ruangan Papa?"

"Ayo masuk." Titah Arkan.

"Tapi--"

"Diem atau cium?" Ancam Arkan.

Iona langsung diam. Tarik napas buang. SABAR IONA.

Diam adalah pilihan tepat. Karena Arkan kalo ngomong gak pernah main-main. Daripada dicium in public. Mending dicium in private. Lebih puas.

"Good." Kembali meraih tangan Iona, Arkan membawa perempuan itu masuk ke dalam ruangan Arlan.

Iona menatap tempat kerja Arlan yang kosong sembari mengerutkan dahinya. "Papa kemana?"

"Meeting sama client."

Kemudian tatapan Iona teralihkan pada dua mangkuk mie ayam diatas meja disertai es teh yang menggugah selera.

"Itu ada makanan. Pasti punya client nya Papa. Ini kita ngap--"

Arkan memegang kedua pundak Iona. Menatapnya lamat-lamat. Iona yang ditatap seperti itu salah tingkah sendiri.

"Iona." Panggil Arkan.

"Iya?"

Cup.

Arkan menyambar bibir Iona. Mengecupnya singkat. Sementara Iona menegang ditempat.

"Hukuman karena banyak tanya." Ucap Arkan santai lalu menyeringai.

Iona memandang Arkan sedikit merinding. Ternyata sosok Arkan yang datar bisa berubah begitu mengerikan menjadi sosok om-om pedo.

"Kamu mau mie ayam kan?" Tanya Arkan.

"Ehm.." Iona menganggukkan kepalanya perlahan.

"Ini, udah saya beliin. Kita makan bareng." Ucap Arkan sambil memberikan semangkuk mie ayam pada Iona.

Mas Captain! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang