Mas Captain! I Love You

72

HAII WELCOME TO PART 72❤

HAPPY READING❤

JANGAN LUPA KASIH BINTANG🌟

...

MAAF BESTIH UP NYA LAMA🙏

TAPI PART INI PANJANG KOK... BIAR KALIAN PUAS😁🤗

SEMOGA KALIAN TYDACK MELUPAKAN CERITA GAJE AUTHOR INI EHEEHEHE

M a s   C a p t a i n

08.30 WIB

Arkan dan Iona saat ini tengah sarapan dalam diam.

Arkan terus menatap Iona, yang sedari tadi melamun. Makanannya pun masih banyak.

Sementara Iona, sedang bergelut dengan pikirannya. Memikirkan kejadian kemarin yang membuatnya seperti sekarang. Diam dan sering melamun.

Sebenarnya mereka berdua ada hubungan apa? Dan apakah foto di hotel itu asli?

Tak mengherankan lagi kalau seorang pilot memiliki hubungan dengan pramugari.

Iona memang percaya kepada Arkan, namun hatinya selalu gelisah tiap kali Arkan pergi flight. Pikiran negatif terus menghantuinya, mengingat Sharon adalah mantan pacar Arkan, kerja pun bareng dan pasti selalu bertemu.

Apa mungkin mereka berdua tidak kembali jatuh cinta?

"Iona."

Iona hanya melirik Arkan sekilas. Iona kemudian meneguk susu dan bangkit.

Melihat itu, Arkan ikutan bangkit dari duduknya. "Aku anter sayang."

"Gak!" Ketus Iona sembari memakai ransel. "Kamu jagain Bara."

Iona kemudian beranjak pergi dari hadapan Arkan. Namun dengan cepat, Arkan mencekal tangan Iona.

"Iona, tunggu!"

Iona berdecak lalu menatap Arkan malas. "Apasih Mas! Lepas!"

"Sayang, aku beneran gak selingkuh. Aku bakal buktiin ke kamu, tapi dengerin penjelasan aku dulu, ya?"

Iona berdecih. "Maling mana ada yang ngaku. Lagian saya juga gak ada waktu." Iona menyentak tangan Arkan secara kasar.

"Sayang, jangan kayak gini. Aku mau masalah ini selesai, aku gak mau berantem sama kamu."

Seketika mata Iona berkaca-kaca. Namun, Iona berusaha menahan tangisnya.

"Aku capek, Mas. Tolong kasih aku waktu."

Arkan bersimpuh sembari memegang tangan Iona. "Iona, percaya sama aku. Aku gak ngelakuin apapun sama dia, aku disana pure cuma kerja."

Iona melepaskan tangan Arkan yang menggenggam tangannya, lalu membantu Arkan untuk berdiri.

"Bangun Mas."

Arkan berdiri, dan kembali menggenggam tangan Iona, erat. "Kamu percaya kan sama aku? Kamu bilang kamu percaya sama aku, jadi biarin aku jelasin semuanya ke kamu."

Iona mendongak, guna menghalau air matanya agar tidak tumpah. Iona sebenarnya kasihan kepada Arkan, dirinya memang percaya namun foto itu membuat kepercayaannya hilang.

"Aku emang percaya sama kamu, Mas. Tapi kenapa kamu mau di sentuh dia? Kamu gak ngehindar, kayak kamu tuh masih ada rasa suka sama dia."

"Enggak Iona. Aku gak ada rasa apapun lagi sama dia. Aku langsung tepis tangan dia, sayang. Aku gak ngelakuin apapun sama dia."