Twenty 🔎

2.2K 162 35
                                    

Di sebuah gerai ponsel tepat di salah satu mall terbesar di Jakarta, Alana sibuk bertransaksi untuk membeli ponsel barunya. Alana melirik sebentar ke ponsel lamanya yang sudah retak seperti hatinya sekarang ini.

"Makasih untuk 2 tahunnya, selama ini nemenin aku ya, phone," ucap Alana kepada ponsel merah tersebut berhasil membuat sang pemilik gerai hanya menghembuskan nafasnya sambil menggeleng.

"Koh, udah di pindahin?" Tanya Alana membuang koko-koko itu menggangguk singkat.

"Aman, sudah ai pindahin memory card you ke handphone baru ini. Semua beres."

"Sip, koh," balas Alana sambil mengecek handphone barunya.

Setelah berlama-lama disana, akhirnya Alana keluar dari gerai tersebut untuk langsung pulang ke rumah, karena Alana kesana tidak ada sama sekali keinginan untuk belanja baju, tas, atau sepatu, karena Alana sudah punya banyak dirumah. Termasuk belanja bulanan, Alana juga masih banyak stok di rumah. Atau beli cemilan pun Alana sedang mengurangi agar menjaga penampilannya.

Alana berjalan menuju lift, setelah lift terbuka, Alana masuk sambil menatap ponsel barunya dan sibuk membalas pesan-pesan yang belum sempat ia balas. Alana juga merasakan ada seseorang yang masuk, tetapi Alana gak mau menoleh.

Tiba-tiba, boom! Lift terasa berguncang sedikit membuat Alana dan orang tersebut kaget bukan main, apalagi lift berhenti.

"Gimana ini? Lift mati?!" Panik Alana membuat orang itu menoleh ke Alana yang ada di belakangnya.

"Kita kejebak disini---

Ucapan Juna terputus karena rasa kagetnya saat ia ternyata terjebak bersama Alana. Yang Juna heran saat ini, kenapa dimana-mana ia bertemu dengan wanita itu.

"Kok bisa ada disini?" Tanya Alana pelan sambil menunjuk Juna.

Juna yang masih melamun menatap Alana langsung tak sengaja berucap pelan. "Kayaknya kita jodoh deh."

"Hah?!"

"E-eh, gak apa-apa, maksud saya kok kamu juga bisa disini?" Tanya Juna setelah ia sadar ia salah ucap, Juna pasti malu habis ini.

Alana mengerjap sebentar, ia merasa tidak salah dengar bahwa Juna bilang masalah jodoh, tetapi Alana menggeleng cepat karena mana mungkin pria gengsian dan tak punya hati macam Juna bilang gitu.

"Abis Beli handphone baru, nih," tunjuk Alana dengan ponsel barunya sambil menyengir, Juna hanya tersenyum kecil. "Kalo kamu?" Tanya Alana saat melihat Juna tak bawa apa-apa di tangannya.

"Abis janjian sama teman lama, ini mau pulang."

"Sama, aku juga mau pulang ... Tapi," ucap Alana saat melihat pintu lift dan sadar kembali kalau mereka kejebak.

Seakan mengerti, Juna langsung mengambil ponselnya untuk meminta bantuan kepada teman-temannya yang mungkin masih di sekitar mall.

"Tunggu aja, sebentar lagi teman saya panggil petugas," ucap Juna membuat Alana merasa tenang.

"Teman lama ya?"

"Iya, kawan-kawan SMA dulu."

"Gibran salah satunya?"

"Ck, dia bukan teman," decak Juna membuat Alana tertawa. "Gibran juga kata kawan saya tadi dia lagi sibuk ada acara keluarga istrinya di Lampung," Alana yang masih tertawa langsung terdiam.

"Hah? Istri?"

Juna mengangguk sambil menggaruk tengkuknya. "Saya juga baru tahu kalau dia sudah punya anak dan istri, itu semua saya tau dari kawan-kawan SMA. Katanya Gibran sudah 2 tahun menikah."

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang