Malamnya Juna meracau tidak jelas, Juna masih kepikiran dengan Alana si cewek yang paling menyebalkan setelah Luna di sepanjang hidupnya, membuat Juna tidak fokus mengetikkan sesuatu di laptopnya, sedari tadi Juna hanya mengetik sebentar lalu menghapusnya dan di lakukan secara berulang-ulang.
Mana lagi ia barusan menerima telpon berisi kan kabar buruk tentang rencana pernikahannya dengan Luna. Aneh, sudah tau Juna tidak mau malah di paksa. Apalagi di ancam-ancam bahwa sebelum Jenar, ibunya itu meninggal, ia mau menimang cucu.
Tentu saja Juna tak langsung luluh dengan ancaman itu, yang namanya ancaman dari dulu Juna selalu menentangnya. Selagi ibunya masih sehat walafiat dan aktif acara sosialita membuat Juna tenang, lagian terlihat juga bahwa ancaman itu hanya untuk Juna bisa segera menikah karena malu kumpul dengan temannya.
Menjadi anak tunggal di keluarga terpandang tak seindah yang orang-orang bayangkan. Juna sedari kecil di didik untuk menjadi penurut dengan semua keinginan orang tuanya yang dipikulkan kepadanya. Tetapi Juna dengan berfikir positif bahwa semua itu hanya untuk kebaikannya. Walau terpaksa.
Sebenarnya ada sebuah syarat jika Juna tak mau di jodohkan, yaitu ia harus mempunyai calon pilihannya sendiri dalam waktu dekat. Tapi siapa? Itu lah yang ada di pikiran Juna.
"Sewa pacar di aplikasi Mi Chat aja ya?" Gumam Juna dan langsung menggeleng dengan cepat. "Gak-gak, bisa rusak nama saya!"
Juna pun langsung melirik ke arah jam tangan sambil menghela nafasnya panjang, Juna langsung mengambil jaketnya dan kunci mobil untuk keluar dari kamar.
***
Seisi lapangan menggelegar saat seluruh penonton bersorak heboh menyaksikan sebuah festival konser yang tiap tahun di adakan, para penyanyi dan band terkenal kerap ikut memeriahkan panggung.
Tiba saatnya Alana berdiri di atas panggung untuk membawakan lagu barunya yang sempat trending, seluruh penonton tambah heboh sambil membentangkan sebuah spanduk berwajah dirinya.
Pada tiba saatnya.
Kita akan berpisah.
Walau terasa sebentar tetapi pedih.
Inginku mencoba lari dari hidup ini.
Tapi ku tak bisa..."Karena ada dirimu..." teriak semua penonton menjawab saat Alana memutar mikrofon ke arah penonton.
Di satu sisi, seorang pria yang sedang makan sate langganannya mendengar lagu tersebut sambil termenung, walau ia tidak tahu lagu itu, tetapi Juna merasa tak asing dengan suaranya, suara khas penyanyi nya persis seperti wanita masa lalunya yang sangat ia rindukan. Tiba-tiba saja pikirannya melayang ke masa lalu.
***
Dua pemuda sedang duduk di atas ranting pohon besar sambil menatap ke arah bulan di malam yang dingin. Mereka berdua sedari tadi sibuk mengejakan PR sekolah sambil tertawa dan bercerita.
Tiba-tiba saja Diva bersenandung sambil memainkan dedaunan pohon. Diva pun menyanyikan sebuah lagu andalannya karena Diva menyukai lagu itu.
Juna yang merasa tenang mendengar suara Diva langsung menoleh sambil tersenyum. "Suara kamu bagus banget, gak mau coba buat ikut lomba yang sekolah kita adakan minggu depan?"
Diva tersenyum malu-malu sambil menunduk. "Gak lah, suara aku belum seberapa di bandingkan suara-suara anak kelas lain. Aku malu, Juna."
"Kenapa harus malu? Kamu punya bakat bisa suara bagus sayang banget gak di kembangin, kalo di bandingkan anak-anak kelas lain, mereka masih jauh di bawah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END)
RomanceRank : #1🥇Acak: 23-10-2023 #1🥇Misteri: 20-11-2023 #Top5🏅Cerita Pendek: 20-10-2021 #1🥇Abdi Negara: 19-01-2023 #1🥇Penyanyi: 27-02-2023 #1🥇Teka-teki: 20-11-2023 -- Arjuna Dewantara atau kerap disapa Juna, adalah seorang perwira polisi berusia 30...