Forty Three 🔎

2K 144 44
                                    

Setelah pulang dari kantin, mereka kembali berjalan ke dalam rumah sakit setelah banyak sekali yang mereka bicarakan, Diva sedari dulu mengenal Juna, entah kenapa ia selalu saja memaafkannya, karena Diva berpikir kebaikan Juna lebih banyak dari kesalahannya.

"Jun, aku masih pusing, Jun, untuk yakinin ke ibu aku kalo aku Diva, anaknya," keluh Diva mulai agak sedikit terbuka.

"Perlahan-lahan tapi pasti, ibu kamu akan percaya dan menerima keadaan kalau kamu anaknya, nanti aku akan coba bantu," balas Juna dengan tulus karena ia merasa kasihan dengan Diva.

"Kamu serius mau ikut bantu juga?"

"Tanpa kamu minta pun aku memang berniat untuk itu dari awal. Lagian ingatan kamu bisa kembali juga karena aku 'kan?"

Diva terkekeh. "Iya, lagian coba aja malam itu kamu gak nobar bareng sama Dita, terus kamu datengin aku di taman malam itu, pasti aku gak kecelakaan tapi cuman ingatan aku gak kembali aja."

Entah kenapa Juna merasa tertohok, memang benar sih apa yang dibilang Diva barusan, tapi maksud Juna yang tadi ia bilang bahwa ingatan Diva kembali karena ia, bukan berarti yang dimaksud Diva barusan.

"Bercanda, Jun!" Tawa Diva keras membuat Juna merasa lega lalu ia ikut tertawa pelan walaupun agak garing.

"Siap, khilaf!"

"Halah!"

"Heh, kamu!"

"Bodoamat!" Seru Diva kemudian ia berlari, Juna pun ikut berlari mengejar dan terjadilah aksi kejar-kejaran di lorong rumah sakit yang sepi.

*

Seperti kesepakatan Juna dengan nenek dan kakeknya bahwa ia akan membawa calon istrinya kesini, tepat saat ini, Juna menuntaskan kesepakatan itu.

Baru saja dibawa masuk ke rumah, Ratna dan Tarman sudah heboh. "Ini mah, Alana, Jun!"

"Diva."

"Loh? Diva nama panggilan aja pasti. Lagian ya masa si Juna kemarin bilang kalau dia sama kamu sudah putus, dia bilang sudah punya calon, mana calonnya anak tetangga sebelah," jelas Ratna agak ember membuat Juna melotot mengelus dadanya sabar.

Sedangkan Alana sudah tertawa saja. "Iya, nek. Saya anak tetangga sebelah."

"Hah? Gak pernah liat."

"Ini gimana sih maksudnya, kakek juga bingung."

Sedangkan Juna dan Diva saling menoleh satu sama lain.

"Diva cuman nama panggilan'kan? Bukan berati Alana sama Diva beda orang?" Tanya Tarman.

"Nama Alana kepanjangannya Alana apa?" Sambung Ratna menimpali.

"Alana Davika."

"Dav ... Vi.. ka... Div... Di-va, oh iya ya, berarti Diva itu dari Davika ya?"

Juna dan Diva tersentak kaget lalu tertawa kecil karena kalau dipikir-pikir benar juga.

"Yaudah ya, nek, kek, Juna sama Diva ke dapur dulu---

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang