Twenty Four🔎

1.9K 136 25
                                    

Selagi Alana masih di Banjarmasin, Alana bersama rombongannya keliling kota sambil kulineran.

Di tengah ramainya pengunjung di sebuah tempat wisata, Alana yang sedang menikmati suasana akhirnya tertinggal rombongan, Alana yang menyadari hal itu hanya masa bodo dan merasa memang pengen bebas sebentar sambil membeli sebuah minuman yang ramai pembeli.

Saat menunggu antrean, Alana hanya bermain handphone sambil duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan.

Tak lama kemudian, ada seseorang di depannya yang menghampiri Alana dan menyodorkan minuman yang sesuai pesanannya, Alana tak menoleh, tetapi ia tahu kalau orang itu adalah karyawan.

"Makasih," balas Alana sambil mengambil minuman itu dan menyeruputnya tanpa berpindah tatapan dari layar handphone-nya.

"Serius banget," ucap orang itu dengan suara berat khas laki-laki, apalagi orang itu sudah duduk di samping Alana membuat Alana menoleh kaget.

Ternyata bukan karyawan, tetapi si Gibran.

"E-eh, Gibran," ucap Alana benar-benar kaget dan berusaha ramah.

Seperti biasa, Gibran melebarkan senyumnya saat bersama Alana seolah ia merasa bahagia. "Sendirian?"

"Sama teman-teman artis lain, tapi sengaja pengen pisah rombongan dulu," balas Alana membuat Gibran terkekeh.

"Sekarang udah gak sendiri, kan ada aku, Al."

Gibran yang berusaha menggoda Alana tetapi Alana malah datar saat ia sadar akan satu hal.

Gibran suami orang!

Setelah menyadari hal itu, Alana menetralkan ekspresinya dan gak mau lagi banyak menye-menye.

"Kesini mau pulang kampung ya?" Tanya Alana dan Gibran mengangguk singkat.

"Kangen keluarga sini, sekalian ada acara reuni malam besok."

Setelah Gibran berkata begitu membuat Alana sadar. Yaitu tempat tinggal lamanya.

"Gib, rumah lama aku dimana?" Tanya Alana langsung dan butuh jawaban cepat.

Gibran tampak mikir membuat Alana memohon-mohon agar mau memberi tahunya. Walaupun Alana kesal sama Gibran karena ngaku-ngaku pernah jadi pacarnya saat SMA dan pernah bohong masalah lomba piano, padahal yang lomba Juna.

"Mumpung lagi disini," desak Alana.

"Oke, saya kasih tahu," balas Gibran membuat Alana tersenyum sumringah. "Asalkan ada syarat."

"Apa?"

"Besok malam temenin aku reuni, kasian aku dateng kesana sendirian," jelas Gibran dengan wajah memelas dan turut prihatin seolah ia adalah manusia paling jomblo ngalahin fajar sang duta sad boy viral.

Mendengar itu tentu saja Alana sedikit kesal. "Gak!" Tegas Alana menolak.

"Kenapa?" Tanya Gibran heran dengan setengah kecewa. "Padahal aku ngajak ke sekolah lama kita, Loh."

Alana terkekeh pelan sambil tersenyum sinis. "Kamu aneh ya, udah tahu sudah punya istri masih aja goda cewek orang. Kalo merasa sendiri ajak aja sana istri kamu, tuh!"

Gibran melotot karena benar-benar kaget saat Alana bilang begitu. Rasanya seperti hancur saja saat Alana tahu akan hal dirinya yang sengaja ia tutupi.

"Tahu darimana kamu?" Tanya Gibran tegas seperti menahan emosi.

"Juna," balas Alana singkat tetapi mampu membuat Gibran tampak naik pitam akan sosok Juna.

"Permisi, jangan ganggu saya lagi," pamit Alana dengan gaya bahasa seperti awal saat mereka bertemu, kemudian Alana pergi meninggalkan Gibran sendiri.

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang