Forty Eight 🔎 (End)

3K 121 90
                                    

Diva POV.

Entah sudah berapa lama semua orang datang berdatangan kesini, karangan bunga menghiasi sepanjang jalan. Apalagi hujan deras yang tak kunjung henti seolah sangat mendukung keadaan.

Aku memandangi foto kita, kamu tahu, Jun? Aku masih gak percaya sampai detik ini jika aku bisa suka sama bocah angkuh dan judes yang 25 tahun lalu aku temui. Ya, siapa lagi kalau bukan Arjuna Dewantara, seorang laki-laki yang selalu gengsi mengucapkan kata cinta, yang keluar dari mulutnya hanyalah kata-kata pedas yang membuat semua orang selalu kesal kepadanya. Agak terlalu kaget jika dibangku SMA dia menjadi pria yang paling peduli sama aku. Pria yang selalu mengorbankan dirinya hanya untuk membuat aku bisa tertawa bahagia. Jika aku mengecapnya pria yang paling gengsi bilang cinta, maka dia juga mengecap aku sebagai wanita yang paling tidak bisa peka, itulah yang membuat kita susah untuk menjalani kisah cinta anak muda dimasanya.

Hingga setelah 10 tahun berpisah, masih gak nyangka aja 2 tahun yang lalu tiba-tiba seorang polisi angkuh dan menyebalkan itu datang di kehidupanku saat menjadi Alana, si artis yang pernah kena kasus prostitusi. Lucu ya pertemuan kita waktu di awal yang dikit-dikit ribut, dikit-dikit ngatain, tapi ujungnya juga akrab dan malah jadian, siapa sangka jika kamu itu si Juna dan aku itu Diva kamu. Huft, andai aja ya, Jun, insiden pesawat jatuh itu gak pernah terjadi gak mungkin kisah kita serumit ini.

"Permisi mbak Alana, sekarang sudah saatnya ke depan," ucap seorang perempuan berkebaya memberitahu membuat jantungku berdebar lebih cepat.

Aku berjalan melangkah di bantu wanita tadi untuk keluar dari kamar ini menuju orang-orang yang sudah menunggu menyambut kedatanganku sebagai seorang ratu sehari ditempat ini.

Banyak orang berseragam polisi mulai berbaris di lorong dengan sebuah pedang. Ya, namanya adalah acara pedang pora, pernikahan dengan pedang pora adalah impianku sedari dulu terutama menikah dengan pria yang sangat aku cintai.

Di sampingku sudah ada orang yang ku maksud, mau tahu siapa dia? Ya, dia adalah Arjuna Dewantara, pria yang ku ceritakan tadi. Aku pun menggandeng rangkulan tangannya dan berjalan masuk kedalam gedung dan disambut semua orang.

*

Juna POV

Rasanya masih gak nyangka, wanita yang paling cantik di sampingku akan jadi istriku. Aku menganggapnya masih seperti mimpi karena sempat terpikir aku dan dia gak bisa bersatu karena terhalang penyakit kankerku.

Tuhan sangat baik kepada hambanya yang bersungguh-sungguh. Aku bisa selamat dari kanker yang mengenaskan itu lewat jalan operasi, di sepanjang operasi sampai pemulihan aku selalu berdoa agar aku selamat dan ternyata Tuhan mau mendengarkan doa ku.

Dan aku menoleh kepada Diva, aku tersenyum menatapnya yang sama-sama ikut tersenyum karena bahagianya kita hari ini. Kami berjalan disambut pedang pora dan para teman-teman sekolah kami dengan meriah. Sekarang, aku masih meminta doa kedua ku dikabulkan, aku harap aku ingin bersamanya sampai selama-lamanya dan jangan dipisahkan dengan cara apapun lagi.

Setelah itu acara memasukkan cincin dimulai, aku dan Diva berdiri di tengah-tengah lingkaran yang dikelilingi prosesi pedang pora, jujur saja, walau bukan pertama kali memegang tangannya tapi rasanya sangat gugup saat memasukkan cincin ini di jari manisnya.

Prok... Prok ....

Semua orang bertepuk tangan seolah ikut bahagia menyambut kita berdua juga sebagai restu dari orang-orang.

Untuk Diva, aku berjanji akan selalu menjagamu, tidak akan berpaling sedetik pun dari kamu, dan aku akan selalu mencintaimu dengan tulus apa adanya, semoga kamu percaya, karena aku selalu pengecut sedari dulu untuk bilang kata cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang