Sixteen 🔎

2.1K 152 45
                                    

"Heh, Alana! Matiin itu kompornya, astagaa, sampe gosong," teriak Vita panik yang langsung mematikan kompor dapurnya saat Alana hendak menggoreng ayam.

Seketika Vita langsung memegang bahu Alana agar segera menghadapnya. "Jangan karena tuh cowok Lo jadi gak fokus gini, Al."

Alana merengut sebal seolah tak terima. "Bukan masalah apanya, Vit. Tapi ternyata pacar baru dia itu si Lala."

Vita terdiam seolah merasa janggal dengan cerita Alana, bisa dibilang Vita adalah orang yang sangat teliti.

"Gue ngerasa ada yang gak beres."

Alana menoleh dengan bingung. "Apaan tuh?"

"Gue rasa Juna, Gibran, Lala itu ada ikatan rantai gak sih?"

"Hah? gimana-gimana?" Tanya Alana cepat dengan memasang wajah fokus.

"Pertama, Lo kenal sama Juna 'kan?" Tanyanya dan Alana mengangguk. "Gak lama dari itu Gibran datang dan mengaku pernah jadi pacar SMA Lo 'kan?" Alana mengangguk. "Terus disuatu hari Juna dan Gibran bertemu, dan Juna mengaku ke Lo kalo dia dan Gibran pernah satu sekolah waktu SMA kan?"

Alana diam sebentar, ia baru ingat kalau Juna pernah bilang ia ingin memanasi Gibran, karena mereka pernah jadi musuh saat di sekolah dulu.

"Dari sini dapet pencerahan?" Tanya Vita membuyarkan lamunan Alana.

"Maksud Lo kalo misalkan Juna dan Gibran pernah satu sekolah, dan Gibran ngaku pernah jadi pacar gue pas SMA, berarti ... Juna harusnya tau dong sama gue yang notabenya pacar Gibran?"

Vita menjentikkan jarinya seolah ucapan Alana sesuai dengan yang ia pikirkan. "Betul."

Alana benar-benar masih tidak percaya sebetulnya. "Demi sih? Kok gue baru nyadar sekarang ya?"

"Gak heran sih, Lo pikunnya sampe 10 tahun. Lo orangnya kurang cekatan dan kurang teliti dengan apa yang ada di sekitar Lo," ketus Vita tetapi bukannya kesinggung Alana malah terkekeh, karena memang iya.

"Tetapi tepat di 10 tahun ini gue langsung dapet clue secara beruntun dong ya? Apa jangan-jangan tahun ini adalah akhir dari semua ini ya, Vit?"

"Bisa jadi," balas Vita sambil mengambil gelas berisi jus mangga lalu meminumnya.

"Oh ya, terus kalo Lala?"

Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Alana, hal itu hampir saja membuat Vita lupa, padahal itu lah yang penting.

"Waktu Lo hampir sekarat dia datengin Lo 'kan?" Tanya Vita membuat Alana mengangguk dan kembali mengingat kejadian itu.

"Dia nolongin Lo karena apa?"

"Karena dia yang nemuin gue di jurang."

"Pernah Lo minta dia buat kasih tau apa ciri-ciri mobil yang pernah Lo ceritain ke gue kalo tuh mobil masuk jurang, terus lokasi kejadiannya dimana dan barang-barang apa yang terakhir ada di Lo gitu?" Tanya Vita bertubi-tubi.

"Iya. Tapi dia jawab gak tahu, karena mobil gue udah hangus akibat ledakan, otomatis barang-barang gue yang ikut jadi kebakar katanya. Masalah lokasi itu begonya gue gak nanya, Vit."

Vita tampak sedikit pusing dengan kasus Alana yang satu ini. "Pas Lo sembuh, dia pergi?"

"Iya."

"Dan tiba-tiba dateng, terus malah jadi ceweknya Juna."

"Ya."

Tiba-tiba Vita tertawa membuat Alana sedikit ngeri. "Bener-bener di setting ini. Ayok, Al! Kita samperin rumah Juna!" Semangat Vita langsung berjalan keluar dari dapur dan Alana mengikutinya dengan cepat dari belakang.

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang