Thirty Nine 🔎

1.8K 153 57
                                    

Padahal tinggal baca, bayar juga gak perlu.

Vote doang susah banget.

Sedih banget! Saya buat cerita ini juga untuk menghibur kalian gitu loh.

Padahal mau mendekati ending.

_____

Juna berjalan cepat menuju ruangan dimana Alana dirawat, baru saja ingin membuka pintu tiba-tiba ada seorang suster tak sengaja lewat mengagetkan Juna. "Pak!"

Juna monoleh mengurungkan niatnya untuk membuka pintu ruangan. "Kenapa, Sus?"

"Nyari siapa?"

"Alana, pasien yang dirawat di ruangan ini."

"Maaf, pak. Kemarin siang mbak Alana sudah pulang ke rumahnya."

Juna tersenyum senang sekaligus bahagia. "Jadi, Alana sudah sadar?"

"Benar pak, pagi kemarin mbak Alana Sadar. Siangnya ia sudah dibawa oleh sepasang suami istri pergi dari sini."

Juna hanya diam sambil mikir siapa suami istri yang dimaksud, melihat Juna yang hanya diam, suster tersebut langsung pamit pergi. "Saya permisi, pak."

"Ya, makasih, Sus."

Juna pun langsung pergi dari rumah sakit menuju kediaman rumah Alana dengan cepat.

Butuh sekitar 20 menit lebih Juna sudah sampai di depan rumah Alana yang terlihat sepi, tetapi pintu gerbang dan pintu utamanya  terbuka lebar.

Juna pun segera menarik nafasnya dalam-dalam, ia berusaha menetralkan rasa groginya untuk turun dari mobil.

Juna berjalan masuk ke teras rumah Alana, tetapi seseorang tiba-tiba keluar dari pintu membuat keduanya sama-sama kaget.

"Ada apa, pak?" Tanya seorang bapak-bapak sekitar berumur 50 tahunan.

"Bapak siapa?" Tanya Juna agak syok dan hampir berpikir yang tidak-tidak.

"Lah? Saya yang punya rumah, pak," balas bapak itu diselingi tawa garing.

"Alana dimana?"

"Ohh, mbak Alana nya sudah pindah, baru dari pagi tadi dia pergi. Sekarang saya sekeluarga yang nempatin rumah baru ini."

"P-pindah kemana, pak?" Tanya Juna tak percaya.

"Waduh, saya kurang tau pak, coba bapak hubungi aja mbak Alananya langsung."

Juna hanya mengangguk lemas. "Baik, pak, makasih, kalau begitu saya permisi ya."

*

Saat Juna kembali di dalam mobil, Juna sibuk mengirimkan pesan ke Alana yang hanya ceklis 1, lalu ia menelpon Alana berkali-kali dan hasilnya nihil, nomornya sudah tidak aktif.

Juna mengerang frustasi sambil memukul kuat setirnya. "Kemana kamu, Alana!" Ia pun lemas ditempat.

Di sepanjang jalan, Juna tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri. Ia begitu sangat menyesal dengan apa yang terjadi barusan, semua masalah langsung beruntun begitu saja.

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang