Thirteen🔎

2.3K 189 55
                                    

Alana melempar tasnya ke sofa saat ia sudah berada di apartemen Vita, sahabatnya. Di tempat inilah biasa Alana ingin curhat sewaktu-waktu ia butuh teman berkeluh kesah.

Vita yang santai mengupas kulit jeruk hanya diam menunggu Alana selesai melampiaskan amarahnya ke semua barang-barang yang ada di sana.

"Awas rusak semua barang-barang gue! Tuh, ke ruangan kosong sana aja tuh udah gue sediain tempat buat Lo lampiasin amarah Lo!" Ujar Vita mulai merasa kesal.

Alana yang emosinya mulai mereda langsung duduk di sofa. "Sumpah kalo ada muka Gibran disini, dah gue garukin pake linggis!"

Alana memang menceritakan semua ceritanya pada Vita karena ia percaya dan Vita memang sedari dulu selalu menjadi sahabatnya.

"Gue heran kalo denger cerita Lo. Kayaknya si Gibran itu memang niat bantu Lo, tapi kok respon Lo kayak gitu sih? Kasar banget," ceplos Vita asal dan agak ketus seolah menyalahi Alana.

"Ya gue tau. Tapi firasat gue tuh kayak gak yakin kalo dia itu ada hubungan apa-apa di masa lalu gue. Kalo pun ada kenapa baru sekarang di muncul di hidup gue? Kenapa gak dari dulu-dulu coba?"

Vita yang semula menyender langsung bangun sambil menatap Alana dengan serius. "Bisa jadi banyak faktor kenapa dia baru nongol di hidup Lo, bisa aja kan dia juga baru tau Lo akhir-akhir ini?"

Alana hanya diam mendengar pendapat Vita yang akan ia cerna terlebih dahulu, Kemudian Vita mengelus bahu Alana. "Bukan bermaksud apa-apa nih, tapi coba Lo pikir lagi deh, masa ada sih orang yang ngaku-ngaku tentang masa lalu Lo sampe dia juga nekat cari jalan lain kayak Lo barusan bisa jadi BA Miss Glowing biar dia bisa deket sama Lo, effort gak main-main memang. Kelihatan banget dia berusaha yakinin Lo deh."

"Terus gue harus gimana?"

"Dengerin aja ucapannya, sama juga Lo harus minta bukti, biar hasilnya Lo rasain sendiri. Lo jangan kasar banget sama dia, entar dia sakit hati lagi," jelas Vita berpendapat. Memang Vita adalah satu-satunya orang yang paling tepat diajak curhat. Alana bersyukur mempunyai sosok Vita dalam hidupnya.

"Gue coba deh, makasih deh Vita, Lo memang sahabat baik gue," ucap Alana terharu sambil memeluk Vita.

"Gue ada karena kebaikan Lo juga. Semoga dengan hadirnya Gibran bisa buat Lo tahu siapa Lo sebenarnya di masa lalu."

***

Dari pintu belakang kantor, banyak sekali orang-orang yang sibuk tes motor untuk membuat SIM, Juna pun menghampiri salah satu rekannya yang bertugas di bidang tersebut. Kebetulan rekannya itu sedang mengobrol dengan seorang perempuan.

"Pak, saya mau buat SIM, tapi kalo nembak bayar berapa?" Tanya perempuan itu ke rekan Juna yang bernama Tomi.

"Kalo nembak SIM--

Ucapan Tomi terpotong akibat menyadari ada Juna di sebelahnya. Polisi satu itu mengode mbak-mbak yang buat SIM agar diam dengan melototkan matanya.

Melihat kode dari temannya membuat Juna tersenyum membatin. Gak usah ngode-ngode gitu lah, Tom. Nembak SIM mah udah jadi rahasia umum. Namun Juna tahu hal itu hanyalah folmalitas.

"Oh my God," ucap mbak-mbak itu histeris saat melihat Juna. "Dari bayi aku sudah jomblo, apakah ia adalah takdir untuk menjadi suami aku?"

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang