Twenty One 🔎

2.1K 152 34
                                    

Sambil tersenyum-senyum Alana terus membuntuti cinta pertamanya itu, ya, bisa dibilang cinta pertama karena Alana merasa bahwa Juna memang cinta pertamanya, entahlah kalau di masa lalu itu ceritanya beda lagi.

Mobil Juna pun memasuki area pantai. Alana juga kaget kenapa wisata pantai yang sedang ramai menjadi tempat tujuan Juna saat ini.

"Ngapain ya ke pantai?" Gumam Alana heran sambil membayar tiket masuk di post pembayaran.

Alana memilih memarkirkan mobil yang agak jauh dari Juna, biar gak ketahuan. Kalau di pikir-pikir, faedahnya apa coba Alana ngikutin.

Saat Alana mematikan mesin mobilnya sambil mengambil tas ransel yang ada di sampingnya, tiba-tiba ada suara ketukan kaca dari samping membuat Alana kaget.

Tok ... Tok ....

Suara itu terdengar lagi dengan lebih keras, membuat Alana segera menoleh. Lagi-lagi Alana dikagetkan dengan kemunculan Juna yang kini mengintipnya di kaca mobil.

Alana mengusap wajahnya kasar karena ia malu. Apalagi ia melihat Juna untuk menyuruhnya segera keluar.

Alana pun langsung membuka pintu mobilnya untuk turun. Setelah itu Alana menyender di mobil sambil menyilangkan kedua tangannya di depan karena siap mendengar ceramah Juna.

"Ngapain ngikutin saya sepanjang perjalanan, hm?" Tanya Juna sambil mengangkat kedua alisnya dengan gaya angkuh seolah ia adalah manusia paling ganteng versi Tc candler.

"Ya ...," Alana tampak mikir dulu. "Katanya mau langsung pulang, yaudah aku ikutin aja karena searah juga. Eh tau-tau kamu malah ke jalan lain, aku ikutin aja deh."

Juna tampak menghembuskan nafasnya. "Sejauh itu kamu ikutin, sanggup?"

"Ya," balas Alana cepat. "Lagi gada kerjaan juga. Oh ya, kamu kenapa ke pantai sih? Ada janjian apa gimana?"

Juna menggeleng pelan sebagai jawaban. "Gak ada janjian sama siapa-siapa."

"Terus?"

Juna menoleh sebentar ke arah pantai sambil menunjuk satu per satu pengunjung yang pakai bikini, cuman sebentar aja tapi. "Tuh, mau cuci mata dulu."

"Juna!" Kaget Alana sedikit membentak sambil mengelus dadanya sabar.

Sedangkan Juna sudah tertawa keras. "Hahahaha, ayok join!" Ajak Juna tetapi malah berjalan duluan meninggalkan Alana yang sedang cemberut.

"Semua laki sama aja!"

*

Juna dan Alana memasuki sebuah restoran mewah yang menjual berbagai makanan laut, keadaan sekitar sangat ramai apalagi design interior yang wah banget untuk kebutuhan sosmed.

"Yang ngerancang restoran ini siapa ya? Bagus banget kayak idenya boleh juga," ucap Alana kagum membuat Juna yang sedang mengedarkan pandangan ke sekitar langsung menoleh menatap Alana.

"Biasanya yang punya resto ini orangnya pasti pintar, baik, mapan, dan rupawan."

"Oh ya?" Timpal Alana kagum. "Bisalah kalo yang punyanya jomblo aku pepetin, kasian nih belum pernah pacaran," ucap Alana sambil terkekeh pelan dan membuat Juna ikut tersenyum seolah menahan tawanya.

"Emang mau?"

"Mau lah!" Balas Alana cepat.

"Eh, pak Juna, apa kabar, sudah lama tidak kemari," sapa seorang pelayan restoran dengan ramah dan mengundang pegawai yang lain menghampiri Alana dan Juna.

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang