Twenty Six 🔎

1.9K 133 38
                                    

Disaat yang lain sibuk dengan urusan masing-masing, tepat malam ini Alana berjalan mengendap-endap lewat pintu samping, karena pintu utama sangatlah ramai. Semua tak berjalan mulus, ada saja hambatan tetapi karena sudah ketahuan kalau Alana malam ini akan pergi, langsung trabas saja, yang penting ia jalan sama Juna tidak ketahuan yang lain.

Sambil menunggu Alana, Juna sedari tadi berdiri di pinggir danau. Matanya fokus ke dalam air, disana sudah ada pantulan bayangan dirinya.

Mata Juna kembali berkaca-kaca, sejak kejadian itu, Juna tak pernah lagi mau untuk pulang ke kampung halaman, karena banyak sekali kenangan di dalamnya yang sebisa mungkin harus Juna kubur dalam-dalam.

Di danau indah itu pula banyak sekali cerita dan salah satu tempat yang menjadi bukti bahwa Juna dan Diva suka berbagi cerita. Kini hanya ada Juna sendiri di pantulan air, biasanya akan ada Diva yang menemaninya, tapi itu dulu.

Tapi ... Dugaannya salah, ternyata bukan hanya dulu, tetapi sekarang. Tepat saat ini, sudah ada sosok seorang wanita yang menatap Juna dari pantulan air danau. Rasa rindu itu kembali muncul, Juna yang terlalu senang langsung menoleh ke sampingnya dan melihat orang itu secara langsung.

"Diva, kamu di---" ucapannya terpotong saat yang disampingnya bukan Diva yang Juna maksud. "Alana?" Lanjutnya dengan suara yang begitu pelan.

Alana memberikan senyum terbaiknya, walau hatinya sedang tidak baik-baik saja saat Juna mengiranya masih menganggap dirinya Diva.

"Lama ya nungguin?" Tanya Alana berusaha terlihat biasa saja.

Sedangkan Juna heran, karena Alana masih sempat-sempatnya tersenyum disaat barusan ia tak sengaja menyakitinya. Hal itu membuat Juna merasa tidak enak.

"Kok diem?" Tanya Alana membuyarkan lamunan Juna, membuat Juna langsung sadar.

"Enggak juga. Ayok langsung berangkat."

Alana hanya mengangguk singkat kemudian mereka menaiki sebuah motor untuk menuju ke sekolah.

Tak memakan waktu lama, mereka berdua sampai di sebuah aula yang sudah ramai dan berisik. Apalagi dari pintu depan aula saja sudah ada foto Juna yang dipajang di banner karena masuk ke dalam kategori alumni populer 2010.

Juna dan Alana berpegangan tangan masuk ke dalam aula. Baru juga masuk, sudah banyak sekali mata dari orang-orang yang melihat Juna apalagi berangkat dengan Alana.

Apalagi mereka menonton sebuah modern dance jaman sekolah dulu, serta musik-musik yang menggetarkan terasa di telinga.

Lantas beberapa orang yang pernah dekat dengan Juna datang menghampiri Juna. "Woy, Jun!" Teriak seorang rombongan yang berjumlah 3 orang adalah teman basket Juna dulu.

Mereka berlima langsung berjabat tangan serta memberikan senyuman dengan Alana.

"Keren, Jun. Udah lama gak keliatan tau-tau ngundang artis," cetuk temannya yang bernama Pasha. Setelah Pasha bilang begitu langsung pinggangnya di sentil oleh teman yang satunya.

"Bukan ngundang, mereka memang pacaran," sahut Doris membuat Pasha dan Ferdi kaget.

"Tau darimana?"

"Gak pernah nonton gosip sih Lo berdua, sibuk cari duit mulu."

"Jauh lebih bermanfaat bege!"

Juna hanya terkekeh pelan, sudah bertahun-tahun tetapi teman-temannya tak ada yang berubah. "Sendirian aja kalian?" Tanya Juna yang terkesan mengejek dan balas dendam karena Juna pernah digituin.

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang