Forty Seven 🔎

2.2K 117 81
                                    

Seolah ingin benar-benar kabur dari bayang-bayang yang selama ini terus menghantui pikirannya, Diva fokus menyibukkan diri untuk mengikuti les yoga, konser kesana-sini, kumpulan arisan artis-artis, kalau ada waktu kosong aja sedikit dia akan live di Instagram. Apapun Diva lakukan ia buat dirinya se-sibuk-sibuknya mungkin untuk melupakan kejadian beberapa hari yang lalu.

"Kita batalin aja ya rencana pernikahan kita."

"Kenapa gitu? Jun, kenapa? Tapi kan kita udah tunangan."

"Aku takut gak bisa temenin kamu terus."

"Maksudnya apa sih, Jun? Aku gak ngerti!"

"Kalau selama ini aku cuman pura-pura, percaya?"

BRUK!!!

Diva sibuk menggebrak bawang putih eh yang kesannya malah berujung emosi, hal itu mengundang Sekar dan Dita yang lagi menggoreng ikan menoleh ke Diva.

Dita berjalan menghampiri saudara kembarnya itu sambil mengelus pundaknya, selama tiga hari ini Dita betah main ke rumah mereka. "Kamu kenapa?"

Diva hanya menoleh sebentar ke Dita, bibirnya agak merenggut. "Keras bawangnya, Dit."

"Eh, kamu nangis?" Tanyanya saat sadar air mata sudah mengucur aja keluar dari mata Diva.

"Gimana gak nangis, bawangnya banyak gini."

Dita mengangguk aja, ia menang tahu saudaranya itu lagi ada masalah, karena beberapa hari ini dia mulai berubah, tapi entahlah ia juga sendiri bingung Diva punya masalah dengan siapa. "Kalo ada apa-apa bilang, Div."

Diva mengangkat kedua bahunya acuh. "Iya," balasnya singkat, Dita pun menarik ulekan itu ke arah depannya.  "Biar aku aja, Dit."

"Jangan, ah, Ini tugas gue, enak kalo ngulekin palak orang."

"Hah?!"

"Bawang," koreksinya sambil terkekeh.

Setelah dari aksi masak-memasak Diva memutuskan untuk tidur siang yang entar kenapa ia malah ngantuk aja gitu karena semalaman ia sudah begadang. Ia pun terlelap dan masuk ke dalam dunia mimpi.

"Halo?"

Diva melirik kesana kemari dengan kebingungan, sekelilingnya tampak polos dengan nuansa putih, tak ada kehidupan disini, Diva benar-benar panik.

"Ada orang?"

"Div."

Diva menoleh cepat dan berbalik badan saat ada seseorang menegurnya. Ia melihat Juna sedang berdiri sambil tersenyum kearahnya dengan wajah yang sangat cerah.

"Kamu ngapain kesini?"

"Lah, kamu juga ngapain, Jun ... Ini kita dimana?"

"Di tempat yang seharusnya gak kamu datengin, kamu katanya Diva terkenal kan? Masih banyak yang sayang sama kamu."

"Maksud kamu apa sih?"

"Maafin saya, Div, gak bisa nemenin kamu."

Lagi-lagi ucapan Juna saat direstoran kembali diulang di tempat aneh seperti ini.

SEMPITERNAL : Everything Has Changed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang