IM : 9

2.2K 124 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa baca Al-Quran gaes❤

Happy Reading❤


Malam Hari

"Ah elah, gue sebenarnya ga suka kalo di paksa kaya gini, Kay," gerutu Ninda sedikit terisak sesekali membetulkan pashminanya yang ia pakai sebab sedikit berantakan.

Kayla mendekati sahabatnya itu, ia mengusap sisa air mata Ninda yang berjatuhan dan berucap. "Hey, lihat gue! Apapun keputusan lo, jangan lupa sertain kata hati lo, Nin! gue tau ini berat buat lo sungguh mendadak banget di usia lo yang baru dua puluh dua tahun. Tapi apa lo tega merusak rona kebahagiaan Ayah Bunda lo? Begini gue saranin lo ketemuan dulu, masalah hasilnya nanti bagaimana itu bisa dipikir belakangan."

Ninda memeluk Kayla dan menangis sejadi-jadinya, "Tapi, gue gak bisa, Kay. Gue gamau dijodohin toh umur gue masih muda, target nikah gue masih lama," ucapnya dengan nada terbata-bata.

Kayla menghela napas, tangannya ia ulurkan untuk mengusap kepala Ninda. "Astaga... Ini baru pertemuan keluarga, Nin. Jadi lo masih ada kesempatan buat ngulur waktu, nah gunain itu buat salat istikharah. Percaya sama gue! Semua akan baik baik saja, percaya Allah bakal ngasih jalan terbaik buat lo."

Ninda terdiam sejenak mencerna ucapan demi ucapan yang terlontar dari mulut sahabatnya itu. Setelah merasa tenang ia melepaskan pelukannya pada Kayla dan menampilkan senyuman tulus. "Makasii ya, Kay. Atas saran lo, gue gak bisa berkata-kata lagi selain terimakasih dan terimakasih. Gue juga beruntung banget punya sahabat kaya lo yang setia barengan dari jaman SMA sampai sekarang ini."

Kayla mencebikkan bibirnya, "Lebai lo, Ah. Udah sana siap-siap,"

Baru saja Ninda akan turun suara ketukan pintu mengistrupsinya untuk turun.

Tok tok tok!

Bunda Nina memanggil dan mengajaknya turun. "Ninda sayang, teman Ayah sudah sampai di bawah. Ayo kita turun, Nak!"

"Iya, Bunda. Ini Ninda lagi dandan, katanya biar makin cantik." sahut Kayla terkekeh.

Ninda menatap Kayla datar dan mengerucutkan bibirnya macam anak bebek.

"Oke, jangan lama lama ya nak!"

"Iya,"

Setelah suara Bunda menghilang, Ninda kembali menatap Kayla memintanya untuk turun bersama. Namun, Kayla menolak dan memilih rebahan di kamarnya.

"Ayo, Kay. Kita turun sama-sama, temanin gue, ya." pintanya dengan raut wajah memelas.

Kayla menggeleng tegas. "Gue disini, gue 'kan bukan siapa siapa. Udah sana,"

"Gue cantik?" Ninda meminta pendapat sesekali mencuri pandang pantulan dirinya di cermin.

Gamis Ninda kaya gitu ya gaes😅

"Cantik banget gamis itu cocok sama lo, Bebs." puji Kayla.

Ninda menganggukkan kepalanya. "It's, oke. Gue emang cantik dari lahir, gue turun dulu, yah." pamitnya.

Kayla tersenyum lebar. "Okey, semangat, Bestie,"

Ninda mengancungkan jempolnya lantas membuka knop pintu  dan berjalan turun.

****

Dengan sedikit ragu Ninda melangkahkan kaki, menuruni anak tangga dengan pelan dan tibalah ia di ruang tamu dimana semua mata kompak menatap dirinya yang baru saja tiba.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang