IM : 94 - Hari Super Bahagia

284 14 0
                                    

Haiii haiiii

Apakabarrrr semuaaa?

Bagaimana puasanya? Masih amannn?
Woiya, jangan lupa siapkan energi ya karena part ini sangat panjang sekaliih.🤗🤗🤗

HEPPIIII WEEKENDDD

SELAMAT MEMBACA SAYANGKUU🫶🌻💖🌷💐❤️‍🔥

Playlist - Nadin Amizah -Berpayung Tuhan.













Keesokan harinya Ninda menjalani aktivitas seperti biasa. Perempuan manis itu sedang menunggu Mang Asep, ia menyapu halaman. Mbok Darsih sendiri sudah mengomeli Pak Usman karena membiarkan Ninda menyapu sendirian. Pak Usman pun bingung mencegah Nona majikannya itu.

"Aduh, Non kumaha ieu teh, Non nggak usah dilanjut sini biar Mbok aja." pinta Mbok Darsih dengan nada memaksa.

Perempuan dua puluh tiga tahun itu menghela napas. "Plis, Mbok. Aku masih sehat lho, aku enggak papa. Lagipula aku gak ada kerjaan dan santai-santai terus itu bikin aku jenuh. Sekarang Mbok ngerjain yang lain, aku yang nyapu sini sekalian olahraga."

Dari balkon Alif mengulum senyum melihat dua perempuan tersayang sedang berdebat. Ah, entahlah, terkadang Mbok Darsih terlalu khawatir berlebihan meski ia tahu Ninda akan aman.

Ditengah keributan kecil itu, tiba-tiba sebuah Civic bewarna hitam itu masuk ke dalam pelataran rumah. Ninda dan Mbok darsih kompak mengernyitkan alis, merasa asing dengan mobil yang baru saja berhenti.

Tak lama kemudian seorang laki-laki bertubuh tegap keluar. Ia menatap Ninda dan Mbok Darsih secara bergantian lalu mengecek ponsel yang berada di genggamannya.

Pria berkaos hitam itu melangkah mendekati Ninda.

"Selamat pagi, Mbak. Apa betul ini rumah Mas Alif hermansyah? Putra bapak Hermansyah." sapa pria itu sopan.

Ninda mengangguk kecil. "Betul, mohon maaf anda siapa, ya? Ada perlu apa sama suami saya?" tanya Ninda to the point.

"Oh, saya calon pembeli mobil sport ini." ujarnya sembari menyodorkan HP memperlihatkan gambar mobil sang suami.

Alif akhirnya datang, ia tersenyum tipis melihat kolega sang Papa.

"Atas nama Pak Xander? Saya Alif." tanya Alif sopan.

Xander mengangguk. "Iya, saya Xander. Salam kenal ya, Mas." ujar Xander mengulurkan tangan.

Alif dengan cepat meraih tangan Xander lalu berjabat tangan.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang