Haiii haiii haiii
Selamat malamApa kabar kalian semua?
Satu bab lagi menuju tamat😭huhu sedih mau berpisah sama kalian semua.🥲🥲😭💕.Sebelum baca siapkan tisu karena part ini mengurasss tenaga, air mata, dan mengandung bawang banyak.
Jangan lupa votmen yaaa cimootkuuu💕💕💕
Playlist = Bulan Dikekang Malam - Rossa
Selamat membacaaaa
Beberapa minggu kemudian.
Ninda telah kembali ke rumah pondok indah. Genap seminggu disana keadaan sang Bunda sudah berangsur pulih, Ninda yang sudah kangen dengan Mbok Darsih memutuskan untuk pulang.
Selepas salat subuh Ninda sudah bersiap untuk jalan pagi mengelilingi komplek perumahan pondok indah. Sebuah usaha untuk bisa lahiran normal, Ninda memilih tak menggunakan alas kaki apapun bahkan ia sendiri juga sudah kesulitan memasang sepatu sendiri sebab terhalang perut buncitnya.
Jalan pagi ini tak lupa ditemani sang suami, Alif berjalan di sampingnya sembari menenteng botol minum supaya saat Ninda merasa haus, ia bisa langsung meminumnya.
Sang surya perlahan mulai naik memancarkan sinarnya, beberapa gerombolan ibu-ibu komplek tengah berkumpul membeli sayuran dari Mang Asep--Tukang sayur--komplek ini. Tak lupa Ninda berbasa-basi sedikit saat melewati gerombolan ibu-ibu itu meskipun ia tak kenal sepenuhnya hanya mengenal Bu Lia dan Bu Mega saja.
"Permisi, Bu Lia, Bu Mega." sapa Perempuan berjilbab bergo hitam itu mengulas senyum.Bu Mega menoleh lantas tersenyum membalas sapaan bumil cantik. "Wah, mbak Ninda dan mas Alif lama banget enggak kelihatan. Gimana kabarnya mbak?" tanya Bu Mega berbasa-basi.
"Alhamdulillah kami sehat, Bu." Alif tersenyum simpul. "Ibu Mega sendiri bagaimana kabarnya?"
"Alhamdulillah, saya baik, Mas."
Bu Lia mendekati Ninda reflek perempuan berambut pendek itu mengelus perut Ninda yang besar. "Sudah berapa minggu ini, Mbak Nin?"
Ninda tersenyum tipis. "Alhamdulillah sudah jalan 37 weeks, Bu Lia. Mohon doa ya, Bu."
Bu Lia dan Bu Mega lekas mengangguk dan tersenyum lebar. "Pasti, mbak. Semangat ya semoga semuanya lancar."
Tiba-tiba saja Bu Ratih datang, wanita bergincu merah tebal itu langsung menatap Ninda dengan sinis dan tak suka melihat Ninda begitu disayang oleh Bu Lia dan Bu Mega.
"Halah, gayanya mau lahiran normal. Biasanya tuh anak muda sekarang maunya operasi biar enggak ngerasain sakit pas pembukaan pas ngeden, percuma jalan pagi ujungnya nanti pakai operasi caesar." sindir Bu Ratih memilah memilih sayuran yang akan dibeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Musuhku [ END ]
Romance🐢[ 𝐒𝐩𝐢𝐫𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥- 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 ]🐢 🚫PLAGIAT HARAP MINGGAT JAUH.🚫 [ HARAP VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Siapa yang menyangka akan dijodohkan dengan musuh di universitas yang sama secara tiba tiba. Ya itulah Ninda Khoirunnisa yang t...