IM : 44

924 39 1
                                    

Haii.. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bestie🤩.

Ava kabar semuanya? Gimana puasanya? Lancar kann?

Ga terasa ya ramadhan udah seminggu aja😌.

Absen dulu yang nungguin IM emot "😜."

Btw, semangat fasabiqul khairat di bulan berkah ini,👐🏻.

Jangan lupa vote komennya ya kakak kakak cantik,😁.

Bismillahirrahmanirrahim..







Part 44

     Senja sore menyingsing berganti dengan malam yang bertabur bintang dan rembulan.

Setelah pengajian ibu-ibu selesai, Ninda memutuskan untuk duduk di depan TV sembari menunggu kedatangan para bapak- bapak jam delapan nanti.

Bunda Nina yang melihat sang putri duduk ia pun ikut mendudukan diri di sofa yang berhadapan langsung dengan sofa Ninda. Tangan Bunda Nina mencomot snack yang ada di atas meja.

"Masyaallah kress enak bingits, untung tadi Bunda beli dua rasa," kata Bunda memasukkan snack itu ke mulut.

Ninda membalas perkataanh sang Bunda dengan anggukan kepala.

"Kamu besok mau kuliah, berangkat jam berapa?" tanya Bunda Nina kembali.

"Besok kelas pagi ya sekitar jam delapan."balas Ninda yang masih fokus pada layar televisi.

"Assalamu'alaikum." ucap seseorang membuat Bunda dan Ninda kompak bertatapan.

"Siapa ya, Bun?" tanya Ninda penasaran.

"Kamu aja deh yang ke depan, Bunda capek pengen duduk bentar."

Ninda berdiri, ia menepuk gamis yang ia pakai memastikan tak ada snack yang berceceran lantas ia berjalan ke arah pintu.

"Wa'alaikumussalam,"

"AYANGGGGGGG," teriakan dari seseorang seketika membuat telinga Ninda berdengung dan ia pun menatap malas manusia di depannya.

"Bisa jangan teriak-teriak? Telinga saya sakit ini," gerutu Ninda.

Kayla menyengir lalu mencubit pelan pipi Ninda, "ututu maaf ya ayang,"

Ninda menepis tangan Kayla kasar, ia pun berdecak pelan, "kebiasaan banget, deh. Sakit, Kay,"

"Maaf, lagi sensi amat sih, Buk!"

"Sendirian?" tanya Ninda tak mengindahkan maaf dari Kayla.

Kayla menggeleng lalu tangannya terangkat menunjuk segerombolan manusia yang masih berbincang di depan mobil pajero hitam.

"Woi, Nin, gue dateng karpet merahnya mana?"seru Juan dengan gaya tengilnya.

Yaps, Kayla datang bersama geng ubur-ubur minus Devina yang tak ikut sebab ia ada keperluan mendadak.

Juan, Alif, Daniel dan Fahri melangkahkan kakinya ke teras.

"Gaada karpet merah adanya karpet ijo punya masjid," sinis Ninda.

Juan tertawa lebar, "lo galak aja makin cantik," puji Juan terang-tetangan.

Ninda mendengus kesal, "nyenyenye,"

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang