IM : 80

692 38 1
                                    

Haii haiii selamat malam sabtu, pren 💓💓

Apa kabar kaliaan? Semoga selalu sehat yaawww, siapkan tissu part ini mengandung bawang banyak😫😫😫

Jangan lupa like, komen, dan share ya bestie.

Lopyou sekebooooon<3

Playlist -- Tak mungkin bersama
Judika



Playlist -- Tak mungkin bersamaJudika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Part 80

Keesokan harinya usai menjalankan salat subuh, Ninda bersiap turun memasak makanan yang akan ia bawa ke rumah sakit nanti. Semalam Bunda Nina mengajak gadis manis itu untuk pulang, Bunda merasa kasihan pada bungsunya yang sangat lelah dan membiarkan tidur di rumah sementara di rumah sakit Kakek rustam dan Bian yang menjaga Alif.

Ninda menghela napas kasar  melihat sisi ranjang yang kosong, biasanya setelah salat subuh pasangan suami istri itu akan mengaji bersama. Alif selalu menyimak bacaan Al-Quran Ninda. Namun, sekarang sepi hanya tersisa Ninda sendiri disini.

Perempuan semampai berjalan menuruni tangga menuju dapur, menghidupkan kompor lalu merebus air untuk membuat secangkir coklat hangat. Suasana rumah masih sepi, Uti, Bunda dan Bi Ani masih terbuai dalam mimpi sambil menunggu air mendidih, Ninda membuka kulkas untuk melihat persediaan sayur ia mengambil beberapa bahan untuk Capcay.

"Non, lagi ngapain?" Mbok Darsih berjalan mendekati Ninda yang sedang memotong wortel di meja makan.

"Aku mau masak, Mbok. Abang semalem gak selera makan makanan rumah sakit, ini aku mau bikin Capcay udang." ujar Ninda tersenyum lebar.

Mbok Darsih mengangguk lalu menarik kursi di samping Ninda. "Capcay sama apalagi, Non?"

Setelah terpotong semua, Ninda menyudahi kegiatannya lantas menatap Mbok Darsih.
"Enaknya apa ya, Mbok? Aku bingung Abang nggak boleh makan pedes dulu. Apa aku buatin bakwan jagung aja ya?" tanyanya meminta pendapat.

Mbok Darsih tersenyum sembari mengacak rambut Ninda. "Boleh, Non. Mbok bantu masakin bakwan ya, Non urus Capcaynya."

"Terimakasih ya, Mbok, aku sayang banget sama Mbok. Maafin Ninda kemarin ya nggak sempet ngabarin Mbok, Ninda takut Mbok malah  kepikiran." ujar Ninda meraih tangan Mbok Darsih mengenggamnya erat sambil menatap netra hitam Mbok Darsih. "Ninda itu panik banget pas dikabarin polisi Ninda masih dalam keadaan naik kapal motor, Mbok! Di tengah laut aku langsung lemes asli, beruntungnya Kayla gerak cepat ke rumah sakit."

Mbok Darsih tersenyum tipis, ia memang sedikit kecewa dengan sikap Nona muda. Mau bagaimanapun ia perlu tahu keadaan Aden yang sudah ia asuh bertahun-tahun namun mendengar kisah yang terlontar dari Ninda membuatnya paham. Setidaknya sekarang keadaan Alif jauh lebih baik dari sebelumnya.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang