IM : 36

1K 61 1
                                    

Haii.. Haii.. Haii...
Selamat Pagiii... 👋🏻

Selamat Hari Senin.
Maaf semalam gajadi update hiks, sinyal aku gak mendukung bangett.:*

Yuk lah sebelum bacaa alangkah baiknya tekan gambar bintang di pojok kiri😊.

Yuk bisaa yukkk 1K vote... 💖.

Bismillahirrahmanirrahim,

[ WARNING PART INI MENGANDUNG UNSUR KEUWUWAN YANG BISA MEMBUAT ANDA SENYAM SENYUMM❗]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ WARNING PART INI MENGANDUNG UNSUR KEUWUWAN YANG BISA MEMBUAT ANDA SENYAM SENYUMM❗]

Part 36

Mobil melaju meninggalkan perkarangan rumah Ninda dan melesat ke sebuah tempat yaitu toko emas dan butik.

Di sepanjang perjalanan suasana mobil hanya diiringi musik yang menemani, mereka semua terdiam larut dalam pikirannya masing-masing.

Butuh waktu sekitar empat puluh menit untuk sampai ke toko emas. Jalanan tadi cukup ramai hingga ada beberapa kemacetan.

"Kalian mau pilih-pilih kan, gue ke coffeeshop sebelah ya. Sumpah gaenak tau jadi obat nyamuk," pamit Daniel cengegesan.

"Seterah," kata Alif. "Kita masuk, Nin."

"Iya," balas Ninda pelan.

Ninda dan Alif masuk ke toko, objek pertama yang mereka lihat adalah beberapa etalase yang berisikan perhiasan emas dan berlian. Di samping Ninda berdiri terdapat sofa panjang yang berhadapan dengan etalase.

Toko ini berdesain sangat minimalis namun tetap elegan. Dinding toko ini dicat dengan warna abu bercampur putih dan sebagai pelengkap ada beberapa lampu gantung.

Seorang pramuniaga menghampiri Alif dan Ninda,

"Siang, Mbak dan Mas. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pramuniaga itu ramah, nama pramuniaga itu Erina, Ninda mengetahui namanya dari name tag yang dipakai Erina.

"Ada Mbak saya mau cari cincin buat calon istri saya, Mbak." ucap Alif.

"Ooh, baik Mas mari ikut saya. Masnya cari yang model bagaimana ya, mau emas atau berlian, Mas?"

Alif menatap Ninda, "mau yang mana?"

"Seterah kamu aja." Ninda tersenyum canggung,

"Kok jadi terserah aku? Hmm.."

Erina tertawa pelan, "kalian romantis banget sih, Mas, Mbak. Saya jadi iri hehe. Mungkin Mbaknya bingung ya? Saya bisa bantu pilih kok, sini ikut saya."

Ninda mengikuti Erina, mereka tiba di salah satu etalase yang berisi berlian cantik nan imut.

"Nah silahkan Mbak pilih yang mana." ucap Erina tersenyum ramah.

Alif melirik sekilas, berlian di dalam etalase itu sangat cantik-cantik. Alif yakin Ninda bingung memilih, "Mbak, ada yang keluaran terbaru? Boleh saya lihat,"

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang