IM : 97 - Maternity Shoot in Malioboro

258 10 0
                                    

Haiii haiii everyoneeee

Selamat pagiii semuaaaa💖

Happy weekend yaaa.

Yuk, sebelum baca vote n komen duluuuu. Biar aku makin semangat nih.

🤗🤗🤗🤗

Playlist = Mitty zasia - Sesuatu Di Jogja.

Happy reading🌻🌻

Happy reading🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Subuh mulai menyapa, alunan azan menggema merdu memanggil seluruh telinga yang masih terlelap. Hawa dingin semakin menusuk hingga tulang, pria tampan itu bergerak lalu membuka mata.

"Ya Allah, jam berapa ini? Kenapa sudah azan subuh?" gumam Alif bingung, lalu seperkiandetik laki-laki manis itu menepuk dahinya pelan, merasakan sekarang dirinya sedang di kota orang. Wajar, bila sekarang sudah azan.

Alif melirik sekilas jam di nakas waktu masih menunjukkan pukul empat lebih lima menit. Lekas Alif beranjak untuk mengambil wudu, membiarkan Ninda masih tertidur pasti bumil manis itu sangatlah lelah.

Setelah mengambil wudu, Alif mengambil sarung dan sajadah dari koper lalu bersiap menunaikan salat dua rakaat itu. Sepuluh menit berlalu, laki-laki dua puluh tujuh tahun itu segera mengangkat kedua tangan untuk melantunkan do'a-do'a.

'Ya Allah, ya rabbi, terimakasih, terimakasih untuk segala hal baik yang datang pada hamba dan istri. Terimakasih karena Engkau masih memberikan kami napas hingga hari ini, ya Allah, ya razaq, kepada-Mu lah aku meminta rezeki yang halal dan berkah, berikan aku rezeki yang cukup. Cukup menurut versi Engkau ya Allah. Ya Allah, ya Rohim, berilah kesehatan pada Ninda-istri hamba, ya Allah. Berikanlah kemudahan nanti saat persalinan tiba, ya Allah. Sesungguhnya , hanya engkaulah tempatku menyembah dan mengadu. Aamiin ya robbal alamin.'

Alif meraup wajah, lantas menoleh ia sedikit terkejut melihat Ninda sudah bangun dan kini tengah tersenyum padanya.

"Abang, sini, peluk aku, dong." pinta Ninda manja.

Alif mengulum senyum, segera lelaki manis itu menghampiri sang istri dan memeluknya erat.

"Hmmm... aromanya enak." Ninda mengendus-endus baju Alif. "Siapa yang nyetrika ini?"

"Kamu dong, Yang." Alif terkekeh gemas.

"Ha ha ha, woiya jelas, emang siapa lagi?" timpal Ninda sedikit menyombongkan diri.

Alif menggelengkan kepala heran melihat tingkah random dari sang permata hatinya ini, tanpa sadar tangan Alif menguyak lembut rambut Ninda. "Pagi-pagi sudah random aja, Seng. Yuk, bangun! Terus salat subuh."

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang