IM : 24

1.2K 68 2
                                    

-Bismillahirrahmanirrahim..

Maaf baru update, Semoga kalian selalu sehat dan bahagia..

Semoga selalu sukaa.

Yang kangen AlNind bisa komen disinii, 😃.

Yuk langsung aja baca, eits sebelum baca tekan vote dulu, aku maksa!.

-Happy Reading-

Pov Alif.

Hari ini aku akan melakukan perjalanan ke medan,pertama kali melakukan perjalanan bersama teman-teman kuliah dan juga seseorang yang aku cintai yaitu Ninda.

Aku bangun jam tiga pagi, mengambil air wudhu guna melaksanakan salat tahajud. Sudah menjadi rutinitasku setiap hari, setelah melaksanakan salat tahajud.

Aku tidak membaca Al-Qur'an tetapi aku mengecek kembali barang-barang yang akan aku bawa ke Medan sembari menunggu adzan subuh.

Adzan subuh mulai berkumandang aku pun lekas pergi ke masjid yang tak terlalu jauh dari rumahku,meski hubunganku dengan Mama Papa kurang baik, aku tetap berusaha ikhlas mendoakan mereka.

Setelah pulang dari Masjid aku bergegas mandi, sebenarnya aku masih merasa ngantuk karena aku baru tidur selama satu jam.
Sekuat tenaga aku menahannya tapi tetap saja aku tertidur lagi.

Jam setengah delapan pagi, Simbok Darsih membangunkanku dengan menyibak gorden kamar, lalu mengelus rambutku, aku bangun gegas aku mandi dan bersiap-siap.

Setelah selesai semua aku turun ke bawah dengan menggeret koperku, Mama tersenyum melihat aku turun dan menyendokkan sarapan untukku.

Di meja makan Mama menyodorkan sepiring nasi goreng untukku, aku menerimanya dan mulai makan dalam diam hingga habis.

Sebelum berangkat aku berpamitan pada Mama, mengucapkan salam perpisahan serta meminta doa restu supaya perjalananku diberi kelancaran.

Mama membisikiku bahwa ia sudah mentransfer beberapa uang ke dalam rekeningku untuk keperluanku disana, andai Mama tahu aku tak butuh banyak uang, aku hanya ingin Mama bisa meluangkan waktu denganku. Toh,aku masih punya uang karena selama ini aku bekerja meski diperusahaan kakekku sendiri.

Aku menanggapinya dengan senyuman, tak lupa aku berpamitan pada ibu keduaku Mbok Darsih, meminta doa supaya aku baik-baik saja disana. Mbok darsih menangis tak rela aku pergi, karena baru pertama kali aku pergi jauh darinya.

"Pokoknya aden jangan lupa salat lima waktu, jaga kesehatan, jaga pola makan! Aden jangan makan makanan sembarangan! Nanti aden sakit siapa yang merawat aden? Kan Mbok ga ikut den."ucap Mbok darsih terisak.

"Iyaa, aku ingat semua pesan simbok. Udah ah jangan nangis! Nanti cantiknya hilang." candaku padanya.

"Aden ngelawak bae, pokonya ingat pesan mbok."Ucap Simbok yang masih meneteskan air mata.

"Iya mbok, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum."pamitku mengecup pipinya singkat yang sudah keriput. Aku tak peduli perasaan Mama yang melihat interaksi antara aku dan simbok darsih.

Mungkin Mama sakit hati tapi selama ini aku memang hidup hanya dengan simbok. Mama dan Papa memberiku fasilitas lengkap, menuruti semua yang aku mau dan butuhkan, disaat orang lain ingin menjadi aku karena selalu ada dan bergelimang harta, aku? Hanya satu keinginanku Mama dan Papa bisa menyanyangiku seutuhnya. Namun, itu hanya anganku saja dan tak akan pernah bisa menjadi kenyataan.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang